Dalam tiga hari ini, Presiden Joko Widodo melakukan perjalanan ke sejumlah wilayah Indonesia di bagian timur. Misalnya, di Kabupaten Wondama, Papua Barat, Jokowi akan meresmikan Pelabuhan Wasior sebagai bagian dari program tol laut.
Pelabuhan Wasior yang berada di Teluk Wondama dibangun untuk mendukung konektivitas agar memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana transportasi masyarakat setempat. Juga, guna menumbuhkan perekonomian dan menekan disparitas harga antar daerah. (Baca: Harga Komoditas Anjlok, Ekonomi Sulawesi Bisa Tumbuh 8 Persen).
Pelabuhan Wasior merupakan sebagian dari beberapa proyek infrastruktur di Timur Indonesia. Selaras dengan itu, pemerintah, juga swasta, gencar mengembangkan sektor konstruksi di sana sejak tahun lalu. Alhasil, Tim Riset Bank Mandiri merekam rata-rata pertumbuhan sektor tersebut secara nasional tertinggi berada di kawasan Timur Indonesia.
Wilayah yang paling mencorong yaitu Sulawesi dan Maluku-Papua. Pertumbuhan sektor konstruksi di daerah tersebut masing-masing 11,7 dan 10,1 persen. “Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Jawa masih menjadi motor penggerak sektor konstruksi nasional karena share sektor konstruksi di pulai ini mencapai 58 persen pada 2015,” demikian Tim Riset tersebut memaparkan analisanya pada Selasa, 5 April 2016.
Mereka memproyeksikan pola yang sama terlihat pada tahun ini yaitu perlambatan pertumbuhan di Jawa dan peningkatan pertumbuhan di Timur Indonesia. Hal ini didukung oleh pembangunan infrastruktur yang difokuskan pada wilayah di luar Jawa. (Baca juga: Asing Tertarik Bangun Perekonomian di Indonesia Timur).
Pada tahun ini, Tim Riset Mandiri memprediksi 51,1 persen proyek konstruksi berasal dari pembangunan infrastruktur. Untuk pertama kalinya nilai proyek insfatruktur porsinya melebihi pembangunan properti dalam kurun lima tahun terakhir. Hal ini didukung oleh meningkatnya belanja infrastruktur pemerintah yang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 mencapai Rp 313,5 triliun, tumbuh 7,99 persen dibandingkan tahun lalu.
Menurut mereka, proporsi sektor konstruksi dalam struktur Produk Domestik Bruto mencapai 10,3 persen. Dengan jumlah tersebut, konstruk merupakan penyumbang terbesar keempat dalam perekonomian pada tahun lalu. Kontribusinya terhadap PDB juga terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada 2010, sumbangan sektor konstruksi mencapai 9,1 persen, lalu naik menjadi 10,3 persen pada 2015.
Dengan data-data tersebut, pertumbuhan konstruksi selalu berada di atas pertumbuhan nasional dalam kurun waktu yang sama. Untuk tahun lalu, sektor ini bertumbuh 6,65 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,79 persen. (Baca juga: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia).
Sementara itu, berdasarkan jenisnya, 97 persen dari belanja infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, pengairan atau irigasi, telekomunikasi dan informatika, perumahan dan pemukiman, serta energi yang meliputi ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi. Untuk sektor properti pertumbuhannya masih stagnan karena terkendala bunga Kredit Pemilikan Rumah yang masih tinggi. Namun, adanya dorongan pemerintah agar bunga bank turun diharapkan konstruksi properti akan kembali menarik pada tahun yang akan datang.
Dengan mengutip data yang dirilis BCI Asia, proyek infrastruktur besar yang sudah masuk tahap konstruksi pada kuartal pertama tahun ini terdapat di Lampung, Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Nilai proyek infrastruktur yang paling besar di Lampung adalah pembangunan jalan tol. Pada triwulan satu ini, jalan tol yang akan dibangun adalah jalur Babatan - Teginereng, Bakauheni - Babatan.
Sementara itu, di Jawa Timur akan dibangun Gas Onshore Pipeline Pertamina Gresik sedangkan di Jakarta akan dibangun Bandung High Speed Railway Halim Perdana Kusuma – Gedebage. Di Kalimantan Timur pembangunan infrastruktur yang relatif besar adalah Jangkrik Complex Project Subsea Development. (Lihat pula: Ekonomi Dunia Rentan, Pemerintah Diminta Jaga Iklim Investasi).
Untuk provinsi-provinsi lain, pembangunan infrastruktur juga cukup menjanjikan. Terutama untuk pembangunan akses jalan dan jembatan. “Tentunya pembangunan infrastruktur ini akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi regional 2016.” Kata mereka.