KATADATA - Perusahaan konglomerasi asal Arab Saudi menaruh minat untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor properti dan industri. Minat tersebut telah diidentifikasi oleh tim pemasaran investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk wilayah Timur Tengah.
Demi menjajaki peluang investasi tersebut, Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, konglomerasi asal Arab Saudi itu berencana mengunjungi Indonesia pada pertengahan Maret ini. Dalam lawatan tersebut, calon investor dari Timur Tengah itu akan mengumpulkan informasi terkait administrasi investasi, perbankan serta ketenagakerjaan di Indonesia.
Namun, dia belum mau mengungkapkan identitas perusahaan tersebut. Yang jelas, perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Arab itu merupakan perusahaan terbesar kelima di negara tersebut. Investasinya tersebar di berbagai lini usaha, mulai dari sektor real estate, perbankan, industri makanan dan minuman, komoditas, perhotelan, hingga baja.
“Mereka sudah menargetkan untuk masuk ke Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi utama dan mereka akan masuk dalam jangka panjang,” kata Franky dalam siaran pers BKPM, Selasa (8/3). Ia optimistis minat investasi yang telah diidentifikasi BKPM itu tergolong serius lantaran konglomerasi tersebut juga masuk dalam daftar peringkat orang terkaya di Arab Saudi seperti dilansir oleh majalah Forbes. Total kekayaannya mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 194,6 triliun.
(Baca: Produsen Sepatu Taiwan Berencana Tingkatkan Kapasitas Pabrik)
Franky pun berharap tim pemasaran BKPM dapat mengawal minat investasi tersebut hingga terealisasi nantinya. Untuk itu, kantor perwakilan BKPM berkoordinasi dengan perwakilan pemerintah Indonesia di Arab Saudi. “Kami memiliki tim Marketing Officer Timur Tengah serta kantor perwakilan di Abu Dhabi yang siap memfasilitasi rencana kunjungan maupun investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut,” katanya.
(Baca: Realisasi Investasi Cina Rendah, BKPM Buat Desk Khusus)
Seperti diketahui, BKPM mulai membidik investor Timur Tengah sebagai salah satu sektor kawasan prioritas asal investasi. Pasalnya, realisasi investasi negara-negara Timur Tengah di Indonesia periode 2010-2015 tergolong minim, yaitu tercatat Rp 6,7 triliun atau setara dengan 11 persen dari total komitmen yang diajukan selama kurun waktu tersebut. Bahkan, kalau dibandingkan dengan nilai total realisasi investasi 2015, kontribusi Timur Tengah hanya 1,2 persen.
(Baca: Pemerintah akan Rilis Revisi DNI, Paket Besar Buat Investasi Asing)
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Abu Dhabi Agus Prayitno menjelaskan, selama ini investor Arab lebih memilih masuk dan berinvestasi ke Indonesia melalui pasar modal. Mereka membeli portofolio saham atau mengakuisisi saham perusahaan-perusahaan publik di Indonesia ketimbang menanamkan investasinya secara langsung (direct investment). “Karena itu, minat investasi yang disampaikan ini tentu perlu dikawal,” katanya.
Sekadar tambahan informasi, Timur Tengah merupakan salah satu prioritas kawasan pemasaran investasi BKPM pada tahun ini. Negara prioritas lainnya adalah Singapura, Jepang, Korea Selatan, Cina, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Malaysia, dan Inggris.