KATADATA - PT Kereta Cepat Indonesia tidak hanya menggarap pembangunan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung. Perusahaan patungan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Cina dan Indonesia ini juga akan menggarap proyek properti dengan mengembangkan kawasan di sekitar jalur yang dilalui kereta tersebut.
Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan tidak perlu membuat perusahaan patungan baru untuk menggarap proyek pengembangan kawasan atau Transit Oriented Development (TOD) di setiap stasiun kereta cepat. KCIC pun bisa mengerjakan proyek ini.
Pembangunan kereta cepat dan pengembangan kawasan akan berjalan bersamaan. Saat ini KCIC juga sedang menyiapkan lahan untuk TOD. “Pengembangan kawasan, lahannya sedang dalam proses,” ujar Hanggoro, usai konferensi pers di Kantor Staf Kepresidenan, Selasa (9/2). (Baca: (Baca: Cina Bidik Pengembangan Kawasan Jalur Kereta Cepat)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam penjelasannya kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada 29 Januari lalu mengatakan ada empat TOD yang akan dibangun. Empat TOD ini berada di sekitar stasiun kereta cepat, yakni di Halim, Karawang, Walini, dan Tegal Luar.
Pengembangan TOD merupakan unit usaha yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan Kereta Cepat. TOD memiliki kontribusi yang besar terhadap Pendapatan dari keseluruhan proyek Kereta Cepat ini. Pendapatan dari pengembangan TOD bisa menutup arus keuangan yang negatif dalam 10 tahun pertama kereta cepat beroperasi.
Kementerian BUMN juga menjelaskan pengembangan TOD Halim, Karawang, Walini, dan Tegal Luar akan menyumbang hingga 26 persen total pendapatan KCIC. Sementara pendapatan dari hasil penjualan tiket sebesar 74 persen.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo juga mengatakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak sekadar membangun moda transportasi masal yang modern. Dalam jalur yang dilalui kereta tersebut, akan dibangun kota-kota baru sehingga akan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. (Baca: Dari Mana Dana Kereta Cepat?)
Salah satu proyek pembangunan kawasan yang tengah digagas adalah di Walini yang akan menjadi kota baru dengan jantungnya adalah pusat riset kesehatan dan obat-obatan, serta teknologi pertanian dan bioteknologi. Selain itu, Kabupaten Karawang diproyeksikan akan menjadi kota industri komponen atau kemasan.
Untuk menopang semua kegiatan tersebut dibutuhkan banyak fasilitas seperti hotel, apartemen, rumah sakit, kampus, sekolah, perkantoran, bisnis ritel, transportasi, serta area dan fasilitas publik lainnya. Pembangunan kawasan kota yang dilalui kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan menjadi contoh kesuksesan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dan memberikan manfaat yang berlipat ganda. (Baca: Sembilan Poin Negosiasi Kontrak Kereta Cepat Masih Alot)