KATADATA - Pemerintah terus menggenjot proyek infrastruktur, termasuk pembangunan di kawasan timur Indonesia. Misalnya, Presiden Joko Widodo mencanangkan pembangunan jalur rel kereta Papua.
Direktur Transportasi Bappenas Bambang Prihartono Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan studi kelayakan proyek tersebut akan rampung pada tahun depan. Studi ini menyangkut masterplan seperti mengenai rute prioritas yang akan dibangun. “Studinya kira-kira 2017 baru selesai,” kata Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa, 5 Januari 2016.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo berjanji di depan masyarakat Papua bahwa pembangunan sarana transportasi tersebut akan dilakukan pada 2016. Menurut Bambang, pelaksanaan yang dimaksud Presiden terkait persiapan yang dapat rampung tahun ini. Namun konstruksinya dimulai sebelum masa pemerintahan Jokowi berakhir. “Groundbreaking tetap diharapkan pada periode Bapak Presiden,” kata Bambang.
Menurutnya, salah satu rute potensial di Papua yakni jalur Sorong – Manokwari. Walau demikian, rute ini masih dikaji lebih dalam mengingat kondisi alam Papua yang banyak hutan lindungnya. Selain itu, Bambang belum menghitung kebutuhan total modal kereta Papua. Namun ia memastikan investasinya akan ditanggung penuh oleh Pemerintah.
Untuk melakukan studi kelayakan, Kementerian Perhubungan sebenarnya sudah menganggarkan Rp 6 miliar. Dalam studi ini, kereta Papua dibagi dua trase. Rute pertama dan kedua memiliki jarak yang sama, yakni sepanjang 75 kilometer. Dana tersebut untuk membiayai Detail Engineering Detail (DED) dan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Ketika moda transportasi ini beroperasi, Bambang memperkirakan ongkos logistik di Papua terpangkas hingga setengahnya. Apalagi saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga sedang mengerjakan jalan Trans Papua.
“Bayangan saya, dengan dua transportasi tadi (kereta dan jalan) ongkos barang bisa terpangkas, misal semen dari Rp 1 juta per sak menjadi Rp 500 ribu per sak,” katanya. (Baca: Setelah LRT, Jokowi Akan Resmikan Kereta Sulawesi dan Papua).
Ketika Jokowi meresmikan proyek Light Rail Transit (LRT) Cibubur – Cawang pada pertengahan tahun lalu meminta Kementerian Perhubungan segera menyelesaikan studi kelayakan kereta Papua pada 2016. Proyeksinya, kereta sepanjang 150 kilometer ini akan menghubungkan kota Sorong hingga Manokwari.
Rencana tersebut berlanjut saat Jokowi melakukan kunjungan dinas pada akhir Desember 2015 di Sorong. Dia menyarankan pembangunannya mulai digarap tahun ini menyusul proyek kereta Sulawesi yang telah diresmikan. “Kemarin kita telah luncurkan (proyek kereta) di Sulawesi, tahun ini kita akan bangun (kereta) di Papua,” ujar Jokowi ketika itu seperti dilansir Antara.
Kereta Trans Papua merupakan bagian dari 29 proyek infrastruktur transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian yang akan dikerjakan tahun ini. Kementerian Perhubungan merinci ada 10 proyek terkait transportasi laut, delapan proyek transportasi darat, dan enam proyek transportasi udara. Selain itu, ada dan lima proyek perkeretaapian. Keseluruhan proyek ini dikerjakan dengan menggunakan anggaran kementerian. (Baca: Inilah Proyek Kementerian Perhubungan Tahun Ini),
Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu Kementerian Perhubungan mendapatkan Rp 64,9 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Angka ini naik Rp 20 triliun dari alokasi dalam APBNP 2015 yang hanya Rp 44,9 triliun.