Kemendag Gelar Operasi Pasar hingga 36.500 Ton Gula agar Harga Stabil

ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj.
Pedagang menunjukkan gula pasir pasokan yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah gelar operasi pasar sebanyak 36.500 ton gula agar harga bisa stabil sesuai harga eceran pemerintah yakni Rp 12.500 per Kg.
24/5/2020, 13.27 WIB

Ia menambahkan, pemerintah juga berkoordinasi dengan produsen hingga distributor, dan membuat kesepakatan dengan produsen agar menjual gula ke distributor paling mahal Rp 11.200 per Kg.

Dengan harga tersebut, diharapkan distributor bisa menjual ke pengecer akhir paling tinggi Rp 12.000 per Kg. Sehingga, ritel modern dan para pengecer di pasar bisa menjual gulanya sesuai harga eceran tertinggi pemerintah yakni Rp 12.500 per Kg.

Agus mengungkapkan, bahwa pandemi virus corona membuat rantai pasok menjadi tidak mudah. Sebab, adanya kebijakan lockdown di beberapa negara membuat impor sedikit terhambat. Alhasil, harga gula mengalami peningkatan.

Di sisi lain, proses penggilingan tebu rata-rata baru dilakukan bulan depan. Akibatnya, gula konsumsi yang diproduksi di dalam negeri baru bisa masuk ke pasar pada Juni 2020.

Upaya membanjiri pasar juga sebelumnya telah dilakukan melalui penyaluran stok gula dari Perum Bulog. Perusahaan pelat merah ini menyatakan, telah menggelontorkan gula kristal putih (GKP) atau gula pasir yang biasa dikonsumsi masyarakat sebanyak 22.000 ton hingga akhir pekan ini untuk menjamin ketersediaan gula menjelang lebaran.

Tak hanya itu, tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah ditugaskan Kemendag untuk mengimpor GKP. Secara rinci, Bulog PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Rajawali Nusantara Indonesia masing-masing mengimpor 50.000 ton.

Selain mengimpor GKP, pemerintah juga mengalihkan gula rafinasi menjadi gula konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pasar sebesar 250.000 ton.

(Baca: Bulog Targetkan 28.200 Ton Gula Impor Masuk Awal Juni)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria