Rupiah Berpotensi Tertekan Imbas Pernyataan Trump Soal Corona

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (18/5/2020). Meski dibuka menguat,pergerakan nilai tukar rupiah hari Rabu (22/7) berpotensi tertekan pernyataan Presiden AS Donald Trump soal corona.
22/7/2020, 10.04 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,92% ke level Rp 14.605 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (22/7) pagi. Namun, pergerakan rupiah berpotensi tertekan sentimen negatif dari pernyataan Presiden AS Donald Trump.

Trump sempat menyatakan kondisi Covid-19 di AS akan semakin parah sebelum akhirnya membaik. Negeri Paman Sam masih menjadi negara dengan kasus terbanyak yakni 4,02 juta pasien.

"Menurut ia krisis virus corona masih akan memburuk di AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (22/7).

Selain itu, Tjendra menilai kekhawatiran kasus covid-19 yang terus meningkat di dunia juga masih menjadi ancaman termasuk kepada rupiah. Melansir laman Worldometers, kasus positif Covid-19 global telah menembus angka 15 juta. Jumlah kematian tercatat mencapai 619.465 orang.

Meski begitu, hampir seluruh mata uang Asia menguat pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,03%, dolar Taiwan 0,33%, won Korea Selatan 0,34%, peso Filipina 0,14%, rupee India 0,23%, yuan Tiongkok 0,19%, ringgit Malaysia 0,16%, dan baht Thailand 0,15%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria