Korsel Resesi, RI Berpeluang Gaet Relokasi Pabrik Kosmetik

Antara Foto /Oky Lukmansyah
Ilustrasi kosmetik wanita. Resesi ekonomi Korea Selatan diharapkan mampu gaet peningkatan investasi Negeri Ginseng ke RI.
Editor: Ekarina
24/7/2020, 19.32 WIB

Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu pada kuartal II 2020, negatif 3,3% melanjutkan kinerja triwulan I yang terkontraksi 1,3% dibanding kuartal terakhir tahun lalu. Namun, di satu sisi hal ini memberikan kesempatan bagi Indonesia menggaet investasi dari Negeri Ginseng.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati memperkirakan resesi yang terjadi di Korea Selatan membuka peluang adanya relokasi pabrik ke Indonesia, salah satunya kosmetik berorientasi ekspor. 

Hal ini bisa terjadi karena investor mempertimbangkan menyelamatkan modalnya ke negara-negara yang lebih aman untuk berbisnis. Indonesia bisa saja menjadi salah satu yang dilirik. 

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal I dan II masih menunjukkan tren positif, kendati melambat. Sedangkan beberapa negara tetangga Korea di Asia bahkan ada yang mengalami resesi contohnya Singapura. 

"Secara keuntungan bisnis akan lebih menguntungkan kalau mereka bikin pabrik di Indonesia karena mendekatkan pasar dan juga bahan bakunya banyak," kata Enny kepada Katadata.co.id, Jumat (24/7).

Namun, untuk menangkap peluang tersebut pemerintah harus bergerak cepat membenahi seluruh kendala. Misalnya, menekan biaya logistik serta memberikan kepastian regulasi dan hukum yang kerap dipertanyakan investor.

Pembenahan kedua masalah tadi menurutnya lebih diperlukan investor ketimbang iming-iming pemberian lahan gratis. 

Dengan adanya perbaikan ini, dia berharap ke depan investasi yang masuk bisa lebih berkualitas melalui industri pengolahan yang menghasilkan produk bernilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menilai, resesi ekonomi Korea Selatan tak mempengaruhi komitmen investasi perusahaan. Komitmen investasi itu antara lain datang dari perusahaan kimia maupun elektronika. 

Di sisi lain, dia bahkan mengakui bahwa saat ini setidaknya ada tiga perusahaan kosmetik Korea Selatan yang menjajaki pendirian pabrik di Indonesia. 

Namun, Sigit enggan mengungkap lebih lanjut inisial perushaan kosmetik yang dimaksud maupun kisaran investasuiyang  akan ditanamkan.

"Kalau perusahaan kosmetik sudah ada pembicaraan yang cukup intens dari beberapa perusahaan yang gabungan perusahaan (join venture)," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian memperkirakan pertumbuhan industri kosmetik 2019 mencapai 9%, meningkat dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya sekitar 7,3%.

Peningkatan ini dipicu oleh naiknya tren kebutuhan masyarakat terhadap produk kecantikan dan perawatan tubuh. Pemerintah optimistis, industri kosmetik dalam negeri tak hanya tumbuh di pasar domestik, tapi juga di pasar dunia

Sigit yakin permintaan pasar dalam negeri dan ekspor kosmetik semakin meningkat setiap tahunnya sejalan dengan tingginya kebutuhan akan produk perawatan.

Kemenperin mencatat, pada 2017 industri kosmetik di Tanah Air mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95% industri kosmetik nasional berasal sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Reporter: Tri Kurnia Yunianto