Pandemi corona memukul industri otomotif dalam negeri. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lesunya permintaan otomotif menyebabkan produksi PT Astra Daihatsu Motor (ADM) diprediksi turun 46,6% hingga akhir tahun.
Direktur Pemasaran Astra Daihatsu, Amelia Tjandra mengatakan pandemi Covid-19 mewajibkan seluruh pabrik menjalankan protokol kesehatan. Imbasnya, perusahan melakukan berbagai penyesuaian operasional pabrik.
Jika dalam kondisi normal pabrik Daihatsu menyelesaikan satu unit kendaraan dalam 1,5 menit, maka ketika protokol kesehatan diterapkan, waktu memproduksi satu unit mobil bertambah menjadi 3,1 menit.
Dampaknya, kapasitas produksi yang semula 530 ribu unit per tahun, diestimasikan hanya akan mencapai 283 ribu unit per tahun. Sehingga sangat jauh dibandingkan kondisi normal.
"Industri otomotif sangat berat tahun ini, semoga industri ini bisa bertahan dengan baik," kata Amelia dalam diskusi virtual, Kamis (1/10).
ADM saat ini memiliki lima pabrik yakni di Sunter Assembly Plant, Sunter Press Plant, Karawang Casting Plant, Karawang Engine Plant, dan Karawang Assembly Plant. Perseroan juga memiliki satu unit sentra suku cadang di Cibitung, Jawa Barat.
Beberapa model yang saat ini diproduksi Daihatsu, di antaranya yakni Xenia, Luxio, Terios, dan Gran Max. Selain untuk pasar domestik, produk rakitan Astra Daihatsu juga diekspor.
Pada Juli lalu Daihatsu juga memproduksi Mazda Bongo, yang tampilannya menyerupai Daihatsu Grand Max. Produk ini juga diekspor ke Jepang pada bulan lalu.
Sepanjang Januari-Agustus 2020, penjualan retail Daihatsu 65,8 ribu unit atau turun 42,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, pangsa pasar perseroan naik 18,1% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 16,9%.
"Sampai akhir tahun, kami berharap masih bisa mempertahankan pangsa pasar 17% dari total nasional," katanya.
Grup otomotif Astra lainnya, PT Isuzu Astra Motor Indonesia juga mencatat penuruna penjualan selama pandemi.
Penjualan retail kendaraan niaga Isuzu turun 20% pada Januari-Agustus 2020. Namun, penurunan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan industri sebesar 46,2%.
Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Attias Asril mengatakan, penjualan perseroan menurun seiring dengan lesunya aktivitas sektor ekonomi. Penurunan terjadi di seluruh segmen, baik jenis pick-up, elf maupun medium truck.
Meski demikian, pangsa pasar ketiganya naik selama pandemi. "Kenaikan market share kami di antaranya dikontrubusi dari sektor kurir, logistik dan transportasi. Tapi secara keseluruhan, pasarnya masih menantang," katanya.
Isuzu Ambulans
Untuk menyiasati kondisi saat ini, Isuzu pun mendorong penjulan sejumlah seri kendaraanya untuk sektor kesehatan.
Attias mengatakan, saat ini permintaan ambulans cukup besar, bahkan ada tuntutan kendaraan ini stoknya harus tersedia (ready stock).
"Kami harus kolaborasi dengan pihak karoseri. Hampir semua model Isuzu bisa dijadikan ambulans," kata Attias.
Dia menyebut, Isuzu Traga misalnya yang bisa dijadikan armada unit pelayanan kesehatan Sedangkan, ELF dan Isuzu MU-X 4x4 bisa dijadikan ambulans. Hal ini diperkirakan berkontribusi cukup besar terjadap penjualan perseroan.
Namun, dia enggan merinci terkait target penjulan armada untuk sektor kesehatan tahun ini.
Sebelumnya, ekspansi penjualan ke segmen kesehatan juga diungkapkan Toyota. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan pemesanan Toyota HiAce meningkat seiring tingginya permintaan ambulans.
Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) Toyota HiAce pada September ini mencapai 800 unit. Jumlah tersebut meningkat 166% dibandingkan rata-rata permintaan HiAce pada masa sebelum pandemi, yaitu 300 SPK per bulan.
Dari 800 SPK pada bulan ini, sebagian di antaranya merupakan pesanan dari rumah sakit untuk penggunaan ambulans. "Ini cukup tinggi peningkatannya di beberapa bulan ini," ujarnya.
Anton juga mengatakan penjualan Toyota Hilux pada September ini telah melebihi 460 unit, melewati target Toyota yakni 300 unit. Hal ini disebutnya tanda perbaikan lantaran penjualan kendaraan niaga sempat menurun pada Apri dan Mei lalu.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat sebanyak 37.277 unit mobil terjual di pasar domestik sepanjang Agustus 2020. Jumlah tersebut meningkat 47,4% dari bulan sebelumnya, sekaligus melanjutkan kenaikan penjualan sejak Juni 2020.
Meski begitu, jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, volume penjualan mobil tersebut masih lebih rendah hampir 60%.