Masuk Ekosistem Mobil Listrik, Toyota Siap Investasi Rp 28 Triliun

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
PT Toyota Astra Motor (TAM)  merilis C-HR Hybrid di The Maj,  Senayan Jakarta Pusat (22/9). Toyota akan menanam investasi Rp 28 triliun untuk pengembangan mobil listrik.
Penulis: Ekarina
28/12/2020, 17.47 WIB

"Ruang pertumbuhan ini akan sangat besar. Belum lagi kalau bicara potensi baterai listrik," kata Agus.

Pertamina Energy Institute sebelumnya memproyeksikan, kebutuhan baterai akan naik dalam beberapa tahun ke depan. Dalam tiga skenario yang lembaga ini buat, langkah green transition akan meningkatkan kebutuhan kapasitas baterai dari 41 gigawatt jam (GWh) pada 2030 menjadi 198 gigawatt jam pada 2050. 

Detailnya, digambahkan dalam databoks berikut : 

 

Meski potensi pengembangannya besar, pelaku usaha mencatat masih ada persoalan yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli kendaraan listrik. Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (GAIKINDO) Kukuh Kumara menyatakan, kendala tersebut ada pada masalah bahan bakar dan pengisian daya. 

Sehingga, keberadaan mobil listrik menjadi kurang populer di masyarakat karena harga jualnya yang tinggi, kendati produk ini lebih ramah lingkungan. Menurutnya, kebanyakan masyarakat Indonesia masih memilih dan membeli kendaraan dengan harga di bawah Rp 200 juta.

Oleh karena itu, harga mobil listrik yang umumnya berharga di kisaran Rp 600 juta ke atas, akan sulit dilirik konsumen. Sebagai contoh, Hyundai Ioniq untuk yang kelas entry level dibanderol seharga Rp 624 juta per unit. Sedangkan Toyota Lexus UX300e dijual seharga Rp 1,24 miliar.

“Orang membeli mobil masih fokus ke harga jual. Sementara kalau mobil listrik ini dijual 3-4 tahun mendatang, harga baterainya mungkin hampir separuh harga mobil,” ujar Kukuh saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat, (27/11).

Senada dengan Kukuh, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto juga mengungkapkan, harga jual mobil listrik yang tinggi akan membuat konsumennya terbatas di kalangan tertentu.

"Karena harga jual mobil listrik masih di kisaran Rp 700 juta, pasti volumenya sesuai dengan pasar di segmen tersebut," kata Jongkie.

Meski begitu, dia optimistis volume penjualan mobil listrik ke depan akan semakin meningkat seiring banyaknya pemain. Kesiapan infrastruktur berupa stasiun pengisian (charging station) juga merupakan faktor penting untuk mendukung eksosistem.

Halaman: