Eropa Timur dan Tengah Dibidik Jadi Pasar Besar Untuk Komoditas RI

Pixabay
Pemandangan Kota Kiev, Ukraina. Ukraina merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia di Eropa bagian timur
6/10/2021, 17.48 WIB

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama dengan kementerian dan instansi terkait, terus  berupaya meningkatkan nilai kerja sama ekonomi di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur, terutama ekspor.

Kementerian Luar Negeri terus melakukan berbagai terobosan, salah satunya upaya yang dilakukan yakni dengan inisiatif pelaksanaan Indonesia-Central and Eastern Europe Business Forum (INACEE Business Forum) besok Kamis, (7/10).

Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Sade Bimantara mengatakan, tujuan dari adanya bisnis forum ini yakni untuk meningkatkan nilai perdagangan produk Indonesia.

Juga untuk memperluas akses pasar ke pasar yang bersifat non tradisional dan pengenalan potensi pasar, serta peningkatan investasi dan wisatawan dari Eropa Tengah dan Timur.

“Indonesia dengan kawasan Eropa Tengah dan Timur memiliki potensi kerja sama yang sangat besar, dan kami harapkan salah satu upaya ini kami bisa menjadi pendorong dan terus membangun momentum untuk meningkatkan kerja sama Indonesia yang saling menguntungkan dengan kawasan Eropa Tengah dan Timur,” kata Sade dalam sebuah webinar, Rabu (6/10).

 Kegiatan forum bisnis Indonesia di Eropa Tengah dan Timur akan diselenggarakan secara hybrid.  Forum ini juga akan membangun interaksi bisnis untuk menjembatani usaha Eropa Tengah dan Timur serta sebagai ajang mempromosikan Indonesia pada Trade Expo Indonesia.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pasar Dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Hari Widodo menyampaikan, ekspor produk Indonesia ke Eropa Tengah pada periode Januari – Juli 2021 mencapai US$ 2,6 miliar.

Angka tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan yakni sebesar 23,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 2,04 miliar.

Sedangkan nilai ekspor ke Eropa Timur pada periode Januari – Juli 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 58,1%. Dari yang sebelumnya sebesar US$ 910 juta menjadi US$ 1,44 miliar.

“Adapun lima komoditas ekspor tertinggi ke Eropa Tengah dan Timur yaitu palm oil, karet, biji tembaga, serat dan baja,” kata Hari.

Dia menjelaskan, lima negara tujuan ekspor dengan pertumbuhan positif pada Juli 2021 dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya yakni Georgia dengan pertumbuhan 369,02%, Armenia tumbuh 139,9%, Ukraina tumbuh 71,88%, Rusia 66,73%, Polandia 56,64%.

Sedangkan lima negara tujuan ekspor dengan pertumbuhan negatif pada periode yang sama yakni Bulgaria dengan -76,65%, Belarus -70,69%, Moldova -54,97%, Bosnia -22,33%, dan Kroasia -15,43%.

“Peluang Indonesia untuk ekspor produk ke negara Eropa Timur dan Tengah salah satunya karena populasi penduduk yang cukup besar, yaitu 177 jiwa di kawasan dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar US$  4,08 triliun dan rata-rata pertumbuhan 3,85%,” kata dia.

 Ia menyebut, potensi ekspor Indonesia ke negara Eropa Timur dan Tengah sebesar US$ 7,2 milar dan baru terealisasi sebesar US$ 3,1 miliar.

Adapun tantangan yang mungkin dihadapi yaitu sistem perdagangan yang masih tertutup, di mana masih menerapkan tarif yang tinggi.

Selain itu, proses distribusi barang masih dilakukan oleh pelaku usaha atau pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan.

“Dengan demikian, ini akan menimbulkan hambatan ke akses pasar dan salah satu strategi yang perlu kita lakukan adalah dengan melakukan perjanjian dagang dengan negara-negara di Eropa Tengah dan Timur,” ujar dia.


Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi