Pertama kali dalam Sejarah, Nilai Dagang RI-Cina Bisa Capai US$100 M

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Kapal tunda bersandar di terminal penumpang dengan latar belakang deretan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (17/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada bulan September mencapai 20,60 miliar dolar Amerika, atau meningkat 47,64 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Penulis: Maesaroh
25/10/2021, 20.01 WIB

"Eksport kopi ke Cina naik signifikan pada periode Januari-Agustus tahun ini dibandingkan tahun lalu. Kenaikannya 35%,"tutur Djauhari.

Sebaliknya, impor terbesar dari Cina meliputi barang elektronik, kimia organik, mesin, dan plastik.

Kendati banyak peluang di ekspor makanan dan minuman, peningkatan ekspor untuk komoditas tersebut juga terdapat hambatan besar terutama dalam hal regulasi.

Karantina produk makanan, terutama untuk seafood sangat ketat sehingga menghambat kenaikan ekspor.

"Butuh waktu bertahun-tahun untuk memasukan satu produk sea food ke China," tutur Djauhari.

Executive Secretary-General of China-ASEAN Business Council (CABC), Jennifer Liu, mengatakan Indonesia dan Cina diyakini akan terus meningkat dalam beberapa ke depan.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Cina yang  tinggi akan membutuhkan pasokan dari negara lain untuk berkembang.
Karena itulah, dia berharap Indonesia akan meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan ke depan, termasuk dalam perdagangan.

Sebagai catatan, Indonesia dan Cina memiliki perjanjian dagang di bawah  payung  ASEAN–China FTA (ACFTA) yang berlaku sejak Januari 2010.

Halaman: