Kopi robusta asal Indonesia menjadi salah satu produk biji kopi favorit bagi masyarakat Mesir. Sebanyak 70% kopi yang didatangkan oleh Negeri Fir'aun tersebut bahkan berasal dari tanah air.
Importir kopi asal Mesir Hassan Haggag mengatakan, robusta menjadi produk biji kopi yang paling banyak diimpor karena dapat menghasilkan sajian turkish coffee yang merupakan kopi kegemaran masyarakat Mesir.
“Robusta dari Indonesia ini membantu kami untuk membuat kopi Turkish. Ini memungkinkan kami untuk membuat kopi turkish menjadi sangat enak,” kata Hassan dalam dialog bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi secara virtual, Selasa malam (26/10).
Salah satu kedai kopi miliknya yang juga menggunakan kopi asal Indonesia untuk membuat sajian kopinya yakni Kedai Kopi Bayt El Bon Brazili di Nasr City, Kairo yang baru dibuka pada awal Mei 2021 lalu.
Berdasarkan laman Kementerian Luar Negeri, keberadaan kedai kopi itu menambah jumlah lahan usaha yang dimiliki Hassan Haggag saat ini, sehingga jumlahnya menjadi empat kedai kopi.
Selain itu, Haggag juga telah memiliki investasi di Sumatera dalam bentuk usaha patungan (joint venture) pengolahan kopi bernama Golden Coffee yang telah diresmikan pada 2020.
Haggag menuturkan, pihaknya bersama-sama dengan perusahaan Knoz El Bonni dan El Nada Co. berkomitmen mengimpor biji kopi Indonesia pada 2021 sebesar US$ 30 juta atau senilai Rp 429 miliar untuk memenuhi kebutuhan penduduk dari utara hingga selatan Mesir.
Sebagai produk pendukung kopi, Haggag juga mengimpor rempah-rempah Indonesia, diantaranya biji pala, serta cengkeh dan kayu manis dari wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Hassan menyebut, ia sudah lebih dari 20 tahun mengimpor kopi dari Indonesia khususnya robusta.
Dia mengatakan, Mesir bukan negara penghasil kopi, maka ia mengandalkan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kopi di kedai-kedai miliknya.
Selain Indonesia, pihaknya juga melakukan impor kopi dari Vietnam, Brazil dan Kolombia.
Perusahaan mereka yakni Haggag for Import and Export juga telah menerima penghargaan Primaduta Awards untuk yang ketiga kalinya, sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah Indonesia kepada buyer luar negeri yang secara loyal dan berkelanjutan membeli produk Indonesia.
Di sisi lain, menurut Hassan, produktivitas kebun kopi di Indonesia masih rendah, hal ini yang membuat para importir tidak bisa mengimpor lebih banyak biji kopi dari Indonesia.
“Saya beri contoh, 1 hektare di Indonesia hanya bisa menghasilkan 0,6 ton sampai 1 ton. Jika kita bandingkan dengan Vietnam, mereka bisa menghasilkan 3 sampai 5 ton dalam 1 hektare. Jika saya harap Indonesia fokus untuk meningkatkan produksinya,” kata dia.
Berdasarkan data Perwakilan RI di Kairo, nilai ekspor kopi Indonesia ke Mesir pada tahun 2020 mencapai US$ 50 juta atau senilai 715 miliar.
Tren pertumbuhan ekspor ini positif dan memberi sinyal meningkatnya jumlah penikmat kopi di Mesir yang mencari sensasi kelezatan minum kopi Nusantara di masa Pandemi Covid-19.