Sejumlah pejabat negara bertandang ke Glasgow, Inggris pada Minggu petang (31/10) untuk menghadiri agenda Konferensi Tingkat Tinggi PBB terkait Perubahan Iklim edisi 26 (COP26). Menteri Keuangan Sri Mulyani membagikan cerita hari pertamanya yang langsung disambut mendung dan cuaca dingin.
Rombongan Jokowi bersama sejumlah anak buahnya diketahui bertolak dari Roma pada Minggu petang atau pada hari terakhir usai pertemuan G20. Mereka akan mengikuti pertemuan COP26 selama dua hari pada 1-2 November 2021.
"Hari pertama di Glasgow Inggris, menghadiri pembukaan COP26 UNFCCC mengenai perubahan iklim. Langit kelabu khas Inggris dan udara dingin 8 derajat celcius, jalan dari perimeter ke tempat acara (COP26)," demikian ditulis Sri Mulyani dalam unggahannya di akun instagram pribadinya @smindrawati, Selasa (2/11).
Dalam unggahan tersebut, tampak Sri Mulyani berjalan kaki bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Pramono Anung juga sempat membagikan momen tersebut melalui akun Instagram pribadinya @pramonoanungw.
"Sri Mulyani, Airlangga, Basuki dan saya yang mendampingi Presiden untuk masuk ke tempat acara jalan kaki lebih dari 1 Km, dalam cuaca yang dingin banget," kata Pramono dalam unggahannya.
Sri Mulyani dalam unggahannya juga mengatakan, salah satu agenda pada hari pertama gelaran COP26 tersebut yakni menemui dua miliarder dunia, Jeff Bezos dan Bill Gates.
Ia juga sempat membagikan momen pertemuannya dengan Bezos. Pertemuannya dengan mantan CEO Amazon sekaligus orang terkaya kedua di dunia itu, menyangkut potensi investasi di sektor energi terbarukan di Indonesia.
"Mewakili Presiden, menerima Jeff Bezos mantan CEO Amazon, membahas mengenai arah Invetasi di Indonesia di bidang renewable Energy dan manufaktur solar," kata Sri Mulyani dalam unggahannya.
Kendati demikian, belum diketahui pasti bagaimana arah pembicaraan keduanya. Pemerintah tampaknya membidik Bezos untuk ikut serta mendanai berbagai proyek perubahan iklim di Indonesia. Bezos diketahui memiliki lembaga filantropis yang memang aktif mendanai proyek perubahan iklim, Bezos Earth Fund.
Pada Februari tahun lalu, ia berjanji menghibahkan kekayaannya senilai US$ 10 miliar atau setara Rp 142,7 triliun untuk mendanai berbagai proyek penanganan perubahan iklim hingga tahun 2030. Nilai tersebut setara 10% dari total kekayaan Bezos saat itu. Hingga saat ini, realisasi penyalurannya sudah mencapai US$ 947 juta atau Rp 13,5 triliun.
Sementara itu, Sri Mulyani belum membagikan informasi apapun dari hasil pertemuannya dengan Bill Gates kemarin. Gates yang merupakan co-founder Microsoft itu diketahui hadir dalam pertemuan COP26 bersama pejabat Breakthrough Energy (BE).
Gates cukup terkenal sebagai salah satu miliarder yang cukup getol menyuarakan masalah perubahan iklim. Gates pada tahun 2015 mendirikan BE, sebuah koalisi yang berisi sejumlah investor swasta yang peduli pada masalah perubahan iklim.
Koalisi ini kemudian membentuk Breakthrough Energy Ventures (BEV) dengan tujuan memberi pembiayaan kepada inovasi yang mendukung target nol emisi pada tahun 2050. Adapun miliarder yang masuk dalam daftar jaringan BEV ini termasuk orang terkaya India Mukesh Ambani, taipan media Michael Bloomberg, pendiri LinkedIn Reid Hoffman hingga bos Alibaba Jack Ma.