Proses Penunjukan Langsung Gagal, MRT Harmoni-Mangga Besar Akan Molor
Pembangunan MRT Jakarta fase 2 CP 202 dan 205A rute Harmoni-Mangga Besar diperkirakan akan mengalami kemunduran dari jadwal yang ditetapkan. Proyek mundur karena proses direct contracting (penunjukan langsung) dihentikan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan proses direct contracting (DC) dihentikan setelah proses negosiasi harga dengan kontraktor Jepang tidak mencapai kesepakatan yang diharapkan.
Sebagai catatan, dalam jadwal awal, Bundaran HI-Harmoni ditargetkan beroperasi pada Maret 2025 dan segmen Harmoni-Kota yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2027.
"Jadwal proyek akan mengalami kemunduran dari target yang ditetapkan. Penetapan target selanjutnya sangat bergantung terhadap pada keputusan tindak lanjut pengadaan CP202 & CP205,"tutur William, dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta, Senin (27/12).
Sebagai informasi, pada tahun 2020, pemerintah dan Japan International Cooperation Agency (JICA ) selaku pemberi dana proyek juga gagal menemukan investor melalui proses penunjukan langsung.
William menuturkan pada saat kandidat mengumpulkan final proposal harga pada 15 September 2021, harga penawaran masih sangat tinggi di atas OE atau owner estimate.
Proses dilanjutkan dengan negosiasi harga hingga 27 Oktober 2021 tetapi harga penawaran masih tetap tinggi.
Kandidat menyatakan bahwa proposal harga tersebut dari mereka sudah final dan tidak dapat berubah lagi.
"Atas kondisi tersebut, PT MRT Jakarta menyatakan bahwa nilai proposal tersebut masih lebih tinggi dan tidak dapat dilanjutkan sehingga mengusulkan kepada pihak Pemerintah Indonesia dan JICA untuk menghentikan proses Direct Contracting,"tutur William.
Hingga saat ini pihak JICA dan Pemerintah Jepang belum memutuskan status Direct Contracting tersebut.
William pun menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan solusi terkait proses yang tidak mencapai kesepakatan harga.
Kordinasi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang telah dilakukan sejak September 2021 lalu. Namun, hingga November 2021 juga belum mencapai kesepakatan yang diinginkan.
Pada November pihak MRT Jakarta kembali bersurat untuk menyarankan penghentian direct contracting.
Pada 7 Desember lalu, MRT Jakarta juga menyampaikan kepada pihak JICA terkait skenario tindaklanjut pengadaan ulang.
Pada 24 Desember, MRT Jakarta menyampaikan penegasan perihal penghentian DC CP 202-205A dan skenario pengadaan ulang.
"Kami telah merekomendasikan kepada pemerintah dan JICA untuk segera melakukan penghentian DC CP 202-205A, dan dilanjutkan dengan pengadaan ulang, namun hingga saat ini hal tersebut belum juga diputuskan oleh JICA," ujarnya.
Untuk menindaklanjuti proses direct contracting CP 202-205A, MRT Jakarta juga telah melaksanakan market sounding sejak tanggal 24 November hingga 23 Desember 2021 untuk paket Railway System and Track Work kepada kontraktor Jepang yang berpotensi dan berminat.
William menyebut, hingga saat ini, beberapa kontraktor telah menunjukkan minat untuk ikut dalam pengadaan ulang.
Ia mengatakan bahwa, hasil kajian dan asesmen skenario pengadaan ulang telah disampaikan kembali kepada JICA pada 24 Desember dan hingga saat ini masih menunggu keputusan dari pihak JICA dan pemerintah Jepang.
"Atas kondisi ini, keputusan pemerintah Jepang dan JICA sangat krusial agar tidak terjadi penundaan proyek berkepanjangan," katanya.