Dengan kerja sama itu, ekosistem Indonesia dapat terbentuk. “Nanti kita gabung misalnya, ke Mesir. Toh tidak perlu merek, yang penting dibayar. Paling nanti minta tetap ditulis kopi Lampung, Jawa, dan lainnya,” ujar dia.
Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf menambahkan, pasar kopi di Mesir potensial. Konsumsi kopi Nusantara di Mesir juga diperkirakan lebih dari 65 ribu metrik ton tahun ini.
“Ini potensi yang sangat besar. Kita bersaing dengan Vietnam, Brasil, dan Kolombia,” kata Lutfi yang mengikuti acara secara virtual. “Tantangannya yakni bagaimana menjaga kualitas, harga bersaing, dan mempromosikannya.”
Selain ekspor, acara itu sekaligus meluncurkan project management office (PMO) kopi nusantara. Proyek percontohan ini bakal digelar di enam lokasi yakni Lampung, masing-masing dua tempat di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta Sumatera Utara.
Ketua PMO Kopi Nusantara Dwi Sutoro mengatakan, proyek itu menetapkan tiga target, sebagai berikut:
- Memperbaiki ekosistem supplychain bisnis kopi di Indonesia
- Meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya lewat pendampingan
- Membangun digital platform