Menteri Teten Masduki Minta Bank Bantu UMKM Potensial Naik Kelas

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berdialog dengan pelaku usaha di The Hallway Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/4/2021). Dialog Menkop UKM dengan pelaku usaha tersebut dilakukan dalam rangka menyerap aspirasi dari pelaku usaha untuk menentukan kebijakan yang akan diambil guna membangkitkan kembali produk UKM di tengah pandemi COVID-19. (Antara)
Penulis: Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
8/2/2022, 19.28 WIB

Berbagai upaya dan strategi dilakukan demi mendorong produk UMKM Indonesia bisa bersaing dan menembus pasar global. Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19, segmen UMKM terbukti mampu bertahan dan pulih lebih cepat dibandingkan sektor lainnya.

Sayangnya, meski memiliki potensi besar, biasanya UMKM memiliki keterbatasan terhadap akses pasar, modal, hingga branding. Hal ini pun menjadi salah satu kendala UMKM untuk bisa menembus pasar ekspor.

Demi meningkatkan daya saing UMKM di pasar global, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turut melakukan berbagai upaya. Bank pelat merah ini berfokus pada penciptaan ekosistem yang produktif.

Ekosistem ini kemudian dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI. Dengan begitu, bisa membuat interlink antar-ekosistem UMKM, dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar, termasuk untuk ekspor.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan BNI, sebagai bank yang ditugaskan untuk memfasilitasi peningkatan ekspor. Dia mengatakan, Indonesia memiliki banyak UMKM dengan produk bagus, dan permintaan pasar yang potensial termasuk untuk ekspor.

Sayangnya, banyak yang kesulitan mendapatkan modal untuk perluasan usaha atau modernisasi teknologi produksinya. “Mestinya bank membidik UMKM yang potensial ini untuk diberikan pembiayaan, dan BNI termasuk yang ditugaskan untuk memfasilitasi peningkatan ekspor,” kata Teten, Selasa (8/2/2022).

Produk UMKM yang banyak diminati di pasar ekspor seperti furnitur, home decor, kuliner, natural ingredients, sumber daya laut. Sektor-sektor tersebut, menurut Teten bisa lebih ditingkatkan, sehingga UMKM bisa naik kelas dan menembus pasar global.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya juga mengapresiasi langkah BNI yang sejalan dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan ekspor UMKM.

Terlebih, pelaku UMKM membutuhkan pendampingan dan peningkatan kelas untuk bisa memenangkan persaingan di kancah global. “(Langkah BNI) sangat bagus mengingat UMKM kita sangat banyak jumlahnya,” ujarnya

Kemampuan APBN dan APBD terbatas, “jadi keberadaan BNI dengan program tersebut sangat membantu proses pendampingan dan peningkatan kelas UMKM,” ujar  Eddy menambahkan. 

Dia mengatakan, BNI termasuk bank pelat merah yang proaktif mendukung program Pasar Digital (PaDi) UMKM. BNI pun terus memperbesar pengadaan barang dan jasanya dari para pelaku UMKM. BNI juga berfokus pada pengembangan potensi pasar di luar negeri dengan BNI Xpora.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan BNI menyiapkan berbagai solusi perbankan,  dengan program pembinaan dan pendampingan yang diharapkan membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.

Contohnya, BNI Xpora, program ini ditujukan untuk mengoptimalkan pekerja migran sekaligus diaspora Indonesia yang jumlahnya mencapai 8 juta.

Dalam program ini, BNI mendukung pekerja migran serta diaspora untuk menjadi agen pembangunan bagi pelaku UMKM dalam negeri.

"BNI pun aktif mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk membangun kapabilitas serta kapasitas usahanya dalam menjawab permintaan luar negeri dengan 7 Xpora Hub yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi," ujar Royke.