Konsumsi Semen Domestik 5,3 Juta Ton pada Januari, Melesat di Sulawesi

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat semen di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
21/2/2022, 19.21 WIB

Kinerja yang belum optimal tersebut makin membebani produsen jarena harga batu bara yang diterima pabrikan semen masih lebih mahal dua kali lipat dari kondisi normal. 

"Semoga bulan Februari 2022 program ekspor bisa pulih kembali dengan mulai terealisasinya kebijakan pelaksanaan DMO US$ 900 per ton pada industri semen dan pupuk," kata Widodo. 

 Widodo mencatat utilisasi industri semen pada 2021 masih di level 67%. Artinya ada 38 juta ton kapasitas terpasang industri semen yang tidak digunakan alias oversupply.

Menurutnya, isu oversupply masih akan membayangi kinerja industri semen tahun ini.

Isu oversupply inilah yang kemudian  membuat pemerintah berkomitmen untuk menghentikan penerbitan izin pabrik semen baru, kecuali untuk pendirian di wilayah Papua. 

Selain oversupply Widodo berujar isu harga batu bara dan penerapan kebijakan Zero Over Dimention Over Load (ODOL) akan berdampak pada kinerja industri semen.

Namun demikian, pabrikan optimistis kinerja industri semen dapat tumbuh hingga 5% pada akhir 2022.  Level tersebut lebih rendah dari capaian tahun lalu.

Sebagai catatan,  volume penjualan semen pada 2021 mencapai 77,82 juta ton atau tumbuh 8% secara tahunan. Pertumbuhan itu didorong oleh  kinerja ekspor yang naik 24% menjadi 11,6 juta ton. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief