Pedagang Pasar Keluhkan Sistem Pembayaran dalam Distribusi Migor

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.
Petugas mengisi jeriken dengan minyak goreng curah murah di Pasar Baru, Karawang, Jawa Barat, Rabu (2/3/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
9/3/2022, 12.39 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memfasilitasi skema pembiayaan antara pedagang pasar dan pabrikan minyak goreng  (migor).  Langkah ini setelah Kemendag mendapatkan keluhan dari pedagang pasar dalam skema pembiayaan minyak goreng. 

Salah satu penghambat turunnya harga minyak goreng curah di pasar tradisional adalah persoalan distribusi. Pedagang pasar berusaha mendatangkan langsung minyak goreng ke pasar tradisional, tapi terganjal mekanisme pembayaran. Para pedagang pasar umumnya membayar pengiriman pertama setelah menerima barang pengiriman kedua.

"Himbara (Himpunan Bank Negara) ini harusnya bisa memfasilitasi pedagang-pedagang yang sudah (menjadi agen) seperti ini. Kalau seperti ini (agen pasar tradisional), NPL (non-performing loan)-nya tidak akan tinggi," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi usai kunjungan ke Pasar Kebayoran Lama, Rabu (9/3).

Arief menilai bank yang sesuai untuk memfasilitasi skema pembiayaan di pasar tradisional adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Menurutnya, fasilitas yang bisa digunakan adalah supply chain financing.

Salah satu pemilik agen minyak goreng, Leo, mengatakan pedagang di Pasar Kebayoran Lama biasanya menunda pembayaran selama 2-4 minggu. Leo yang memiliki Toko Bumi Makmur pun menerapkan mekanisme yang sama.

Leo mengatakan saat ini masih membeli migor curah seharga Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per kilogram (Kg) dari distributor. Dia kemudian menjual migor curah dari tokonya ke pedagang di Pasar Kebayoran Lama dengan margin Rp 500 per Kg.

Adapun, Leo mendapatkan pasokan migor curah dari beberapa distributor untuk memenuhi permintaan pedagang di Pasar Kebayoran Lama. Leo mencatat permintaan pedagang di Pasar Kebayoran Lama mencapai 30 ton per hari.

Saat berkunjung ke Pasar Kebayoran Lama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berkomitmen untuk menjual 30 ton migor curah ke Toko Bumi Makmur seharga Rp 11.700 per Kg. Namun demikian, Leo harus memastikan pedagang pasar akan menjual migor curah tersebut dengan harga Rp 12.800 per Kg.

"Daripada (distribusi langsung migor pemerintah ke Pasar Kebayoran Lama) saingan sama ini (Toko Bumi Makmur), mendingan jual ke sini 30 ton per hari," kata Lutfi.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarjowan mengatakan telah berusaha  mendatangkan langsung migor dari pabrikan ke pasar tradisional. Namun, langkahnya tersendat karena skema pembayaran yang berbeda antara pedagang pasar dan industriwan.

Reynaldi menyampaikan pedagang pasar terbiasa membayar produk pengiriman pertama pada pengiriman produk kali kedua. Sedangkan, pabrikan menginginkan skema pembayaran langsung saat produk keluar dari pabrik.

"Maka, kami harapkan ada kelonggaran ayng diberikan pemerintah (untuk mediasi hal ini). Minimal ada kelonggaran minyak goreng masuk pasar dan stabilitas harga terjadi," kata Reynaldi.

Reporter: Andi M. Arief