Perum Bulog siap menjalankan penugasan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menyalurkan 50 ribu ton jagung subsidi kepada peternak ayam petelur (layer) dan ayam boiler. Program ini bertujuan untuk menurunkan harga pokok produksi (HPP) telur dan daging ayam di dalam negeri.
"Tinggal menunggu penugasannya ke Bulog untuk 50 ribu ton itu. Jadi tunggu saja," kata Direktur Bisnis Bulog Febby Novita di Pasar Cibinong, Selasa (12/4).
Harga jagung saat ini ditaksir telah menyentuh level Rp 5.800 per kilogram (Kg). Tingginya harga tersebut merupakan anomali karena seluruh konsumsi nasional dipasok dari petani jagung domestik. Data Kementerian Pertanian (Kementan) pun menunjukkan bahwa tidak ada lonjakan konsumsi jagung yang signifikan pada beberapa waktu terakhir.
Febby mengatakan, skema subsidi jagung untuk peternak layer ini adalah menggantikan selisih antara harga di pasar dan harga keekonomian peternak ayam. Dengan harga keekonomian di level Rp 4.500, nilai subsidi yang dikeluarkan pemerintah dapat mencapai Rp 65 miliar.
Febby menyampaikan sumber dana subsidi tersebut adalah Cadangan Stabilisasi Harga Pangan. Saat ini, Bulog sedang menunggu data penerima jagung subsidi dari Kementan dan harga jagung dari Kemendag.
"Subsidinya berapa, tergantung harga jagungnya, bukan tergantung Kemendag. Yang jelas, target awal 50 ribu ton disiapkan untuk rencana subsidi awal," kata Febby.
Direktur Serelia Tanaman Pangan Kementan, Moh. Ismail Wahab, mencatat harga jual jagung di tingkat petani saat ini Rp 4.100 per kilogram (Kg). Namun, harga jagung di pasaran telah menyentuh titik Rp 6.000 per Kg.
Ismail mengatakan, saat ini harga jagung lebih rendah dari harga acuan sebesar Rp 4.150 per Kg. Meskipun rendah, nilai tersebut sudah lebih baik dari harga jagung sebelumnya di rentang Rp 2.000 - Rp 3.000 per Kg.
Ismail mendata produksi bulanan pada April-Maret 2022 sekitar 2,5 juta ton. Sementara itu, volume konsumsi jagung di dalam negeri paling banyak tetap 1,5 juta ton.
"Yang jelas, (volume produksi bulan ini) dua kali lipat dari kebutuhan," kata Ismail di Jakarta, Jumat (8/4).
Indonesia menempati posisi ke-8 dalam daftar negara penghasil jagung terbesar di dunia dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) yang dipublikasikan Kementerian Pertanian (Kementan), rata-rata produksi jagung Indonesia pada 2014-2018 sebesar 24,27 juta ton. Capaian produksi jagung Indonesia tersebut berkontribusi sebesar 2,19% terhadap produksi jagung dunia.