Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis kebutuhan hewan ternak untuk Idul Adha 2022 dapat terpenuhi. Sebab, Idul Adha 2022 diperkirakan hanya menyerap sekitar 10%-20% dari ketersediaan hewan ternak nasional.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, rumah potong hewan (RPH) masih dapat menyerap hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun demikian, pemotongan hewan terjangkit PMK harus didampingi oleh tenaga kesehatan yang disediakan oleh Kementan.
"Menghadapi Idul Kurban, semua terantisipasi oleh Kementerian Pertanian. Ini membutuhkan kerja sama semua pihak, sehingga semua bisa berjalan sesuai harapan," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/5).
Syahrul memastikan seluruh RPH di dalam negeri, khususnya di daerah terjangkit, akan didampingi oleh tenaga kesehatan. Langkah ini diharapkan akan mencegah penjualan liar dari pemotongan hewan yang terjangkit PMK.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, optimistis ketersediaan hewan ternak untuk kebutuhan kurban akan tersedia. Oleh karena itu, Nasrullah akan segera menerbitkan standar prosedur operasi (SOP) untuk memperketat pergerakan hewan ternak antar wilayah di dalam negeri.
"Ini lagi kami bahas terus. Mudah-mudahan 1-2 minggu sebelum Idul Adha 2022 rampung, sehingga kaum muslim bisa mengadakan kurban dengan aman dan sehat," kata Nasrullah.
Nasrullah mengatakan, SOP yang kini diterbitkan baru membahas pemotongan, pengendalian, dan pemusnahan hewan terjangkit PMK. Menurutnya, tenaga medis akan mendampingi peternak yang mau melakukan pemotongan pada hewan terjangkit PMK. Tenaga medis akan mengidentifikasi bagian hewan mana yang harus dimusnahkan dan masih bisa dikonsumsi kepada peternak maupun RPH.
Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menetapkan Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Timur sebagai provinsi terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Pemerintah telah menyiapkan tiga langkah penanganan wabah PMK di dua provinsi tersebut.
Secara rinci, ada enam kabupaten yang menjadi perhatian khusus pemerintah dalam mengendalikan wabah PMK, yakni Aceh Tamiang, Aceh Timur, Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Syahrul mengatakan, pihaknya telah melakukan intervensi penyebaran wabah PMK di dua provinsi itu. Wabah PMK memiliki tingkat penularan yang tinggi karena bisa menyebar lewat udara (airborne).
"Daerah-daerah ini menjadi sepenuhnya dalam kendali agar tidak terjadi mutasi-mutasi yang berlebihan. Pengendalian langsung oleh tenaga-tenaga Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan," kata Syahrul.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), produksi daging sapi di Indonesia sebesar 437.783,23 ton pada 2021. Jumlah itu turun 3,44% dibandingkan pada 2020 yang sebesar 453.418,44 ton.