PT Krakatau Steel Tbk mencatatkan pertumbuhan ekspor yang signifikan akibat Perang Rusia-Ukraina. Peningkatan ekspor tersebut berhasil mendongkrak laba bersih perusahaan yang diperkirakan mencapai Rp 740 miliar pada Semester I 2022.
Ekspor Krakatau Steel ke Eropa tercatat mencapai 245.000 ton pada Kuartal I-2022. Jumlah tersebut naik 111,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 116.000 ton.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, mengatakan perusahaan Eropa sebelumnya mengimpor baja dari Ukraina dan Rusia. Perang di dua negara tersebut menyebabkan Eropa mencari alternatif eksportir baja lain untuk memasok kebutuhan di wilayahnya.
"Pertumbuhan ekspor juga dipengaruhi ekspansi penjualan ke Eropa sejak tahun lalu," kata Silmy di Jakarta, Jumat (13/5).
Dia mengatakan, penetrasi Krakatau Steel ke Eropa berbarengan dengan kelangkaan kontainer di rantai pasok baja dunia. Menurutnya, hal itu mempermudah penetrasi baja Krakatau Steel ke benua biru tersebut.
Silmy meramalkan pendapatan bersih emiten industri baja berkode KRAS ini akan mencapai Rp 740 miliar pada paruh pertama 2022. Capaian itu naik 55,78% dari laba bersih semester I-2021 senilai Rp 475 miliar.
Sementara itu, total penjualan pada Januari-Juni 2022 diperkirakanmenyentuh level Rp 20 triliun. Nilai tersebut naik 30,71% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 15,3 triliun.
Silmy mengatakan, anak perusahaan berkontribusi sekitar 20% dari capaian perseroan. Adapun, penjualan baja canai panas (HRC) mendominasi hingga 70% dari total volume penjualan Januari-Juni 2022.
Menurut Silmy, proyeksi tersebut berdasarkan penjualan pre-order hingga Juni 2022. Maka dari itu, SIlmy optimistis proyeksi tersebut akan terealisasi.
Laporan keuangan Krakatau Steel menunjukkan, laba bersih perseroan mencapai Rp 384,23 miliar pada kuartal I 2022. Laba tersebut meningkat 15,02% dibanding raihan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, sekitar Rp 334 miliar
Kinerja positif juga terjadi pada raihan pendapatan yang meningkat 39,6% menjadi Rp 9,78 triliun. Para kuartal pertama tahun sebelumnya, Krakatau Steel membukukan omzet sebesar Rp 7 triliun.
Dari sisi kuantitas tonase, penjualan pada periode ini mengalami kenaikan sebesar 7,5% dari semula 492 KT menjadi sebesar 529 KT. Begitu pula dari sisi produksi yang mengalami kenaikan sebesar 9,5%, menjadi 529 KT pada 2022.
Krakatau Steel Steel mencatatkan rekor penjualan ekspor pada Maret 2022 yang mencapai 116.406 ton. Selain itu, penjualan baja domestik juga naik mencapai 245.000 ton pada Maret 2022.
Perseroan juga berhasil mencapai realisasi EBITDA hingga Maret 2022 sebesar Rp 772,26 miliar.
“Tahun 2022 ini, kami terus berfokus pada kelanjutan program restrukturisasi dan transformasi perusahaan. Dengan capaian kinerja yang baik di awal 2022, kami yakin Krakatau Steel akan semakin baik dibanding 2021,” kata Silmy.
Pada 2021, Krakatau Steel mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 2,16 miliar dan laba bersih sebesar US$ 62,3 juta pada 2021. Laba bersih ini merupakan peningkatan 165% dari 2020.