Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mendatangkan vaksin untuk wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Perancis sebanyak 3 juta dosis. Selain impor vaksin, Kementan juga akan mendistribusikan vaksin produksi dalam negeri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah mengatakan dana yang dimiliki Kementan saat ini hanya cukup untuk mendatangkan 1 juta dosis vaksin PMK. Meskipun demikian, jumlah tersebut cukup untuk vaksin hewan ternak yang terinfeksi PMK. Hingga 21 Mei 2022, total hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 20.723 ekor atau 0,38% dari populasi ternak nasional.
"Untuk sementara, kami menyediakan uang (untuk mendatangkan) 1 juta dosis dari APBN," kata Nasrullah dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Kamis (2/6).
Sejauh ini, Nasrullah mengatakan telah mengirimkan 31.000 dosis obat-obatan dan vitamin ke daerah terdampak PMK. Hingga 21 Mei 2021, ada 82 kabupaten/kota di 16 provinsi yang terdampak wabah PMK.
Nasrullah menyampaikan, Kementan telah mengunjungi beberapa negara terkait penanganan PMK. Hal ini dinilai penting untuk mempercepat pembuatan vaksin PMK di dalam negeri.
Beberapa negara yang telah dikunjungi Nasrullah adalah Brasil, Filipina, dan Australia. Dari ketiga negara tersebut, hanya Brasil yang belum dinyatakan bebas wabah PMK sejak sekitar 50 tahun yang lalu.
Meskipun demikian, Nasrullah mengatakan, pemerintah melakukan kunjungan ke Brasil untuk mempelahari keberhasilan negara tersebut dalam penyerapan zonasi. Dengan demikian, Brasil dapat mendeklarasikan beberapa zona yang bebas dari wabah PMK tanpa vaksinasi.
"Telah dideklarasikan oleh mereka, akhir 2023 akan menjadi negara bebas PMK dan (saat ini) telah enam daerah yang bebas PMK," kata Nasrullah.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendata saat ini jumlah ternak yang terjangkit PMK sekitar 40.000 ekor di 17 provinsi. Artinya, jumlah ternak terjangkit PMK bertambah sekitar dua kali lipat dalam rentang 11 hari. Selain itu, daerah terjangkit PMK pun bertambah satu provinsi.
Syahrul mengatakan, Kementan saat ini meningkatkan intensitas penanganan wabah PMK di Pulau Jawa. Namun demikian, intensitas penanganan PMK dinilai telah surut karena tumbuhnya ternak yang sembuh dari PMK.
Selain dari Perancis, Syahrul mengatakan beberapa negara lain telah menawarkan pasokan vaksin PMK, seperti Australia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Menurutnya, ketersediaan vaksin saat ini penting untuk menyambut lonjakan permintaan pada Idul Adha.
Di samping itu, Syahrul menargetkan pasokan vaksin PMK di dalam negeri baru dapat dilakukan secepatnya pada 2-3 bulan mendatang. Saat ini, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Kementan masih meneliti vaksin yang tepat untuk menangani wabah PMK lokal.
Sejauh ini, Pusvetma telah menemukan serotipe dan strain virus PMK yang menjangkit hewan ternak di dalam negeri. Secara umum, ada 14 serotipe wabah PMK di dunia.
Adapun, serotipe PMK yang menjangkit hewan ternak dalam negeri memiliki tipe O dengan strain Ind2001. Syahrul mengatakan strain tersebut umum ditemukan di Asia Tenggara.
Sementara itu, berdasarkan data hingga 17 Mei 2022, menunjukkan penyebaran PMK di 15 provinsi dan 52 kabupaten kota. Berikut sebarannya di setiap provinsi.