Dua Negara Setop Impor Hewan Ternak Hidup dari RI Imbas Wabah PMK

Andi M. Arief
25 Mei 2022, 13:32
Petugas memeriksa mulut seekor sapi saat pemeriksaan hewan ternak terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (25/5/2022). Dinas Peternakan dan Perikanan setempat melakukan pemeriksaan terhadap keseh
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Petugas memeriksa mulut seekor sapi saat pemeriksaan hewan ternak terkait wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (25/5/2022). Dinas Peternakan dan Perikanan setempat melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan hewan yang diperjualbelikan di pasar hewan guna mengantisipasi dan memastikan tidak ada hewan yang terjangkit penyakit mulut dan kuku.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak diprediksi menyebabkan kerugian yang sangat besar yaitu mencapai Rp 9,9 triliun. Australia dan Malaysia bahkan telah menghentikan sementara impor daging hewan ternak hidup dari Indonesia seperti Sapi, Domba, dan Kambing.

Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Ira Firgorita, mengatakan wabah PMK disebabkan virus yang sangat menular. Penyakit ini menyebabkan penurunan produktivitas pada hewan ternak.

“Kalau pada ternak pedaging bisa ada penurunan produsi daging, kalau (pada ternak) susu maka mengakibatkan produksi susunya alami penurunan, hingga ke resiko kematian,” ujar Ira dalam webinar "Mitigasi Lalu Lintas Ternak dan Pelaksanaan Kurban di Tengah Wabah PMK" di Jakarta, Selasa (24/5).

Dia mengatakan, hewan ternak yang terjangkit wabah PMK juga akan mengalami penurunan harga jual.Namun demikian, hewan ternak ini masih aman untuk disembelih dan dikonsumsi.

Berdasarkan kajian beberapa ahli, Ira mengatakan, potensi kerugian akibat wabah PMK bisa mencapai Rp 9,9 triliun. “Banyak para ilmuwan atau para periset yang melakukan kajian dampak kerugian ekonomi dari PMK, dan bisa lebih dari yang dihitung pada saat itu yaitu Rp 9,9 tirliun,” ujarnya.

Penyakit ini juga berpotensi terhadap larangan ekspor untuk ternak hidup baik sapi, domba, kambing, dan turunan ternak. “Kita sudah menerima pernyataan untuk penghentian sementara dari Australia dan Malaysia,” katanya.

Oleh sebab itu, Ira mengatakan, dampak wabah PMK perlu ditanggulangi bersama-sama.  Hingga 22 Mei 2022, wabah PMK menyebar cepat ke 82 Kabupaten/Kota di 16 Provinsi. Jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK mencapai 20.723 ekor atau sekitar 0,38% dari total populasi terdampak sebesar 5,45 juta ekor.

Wabah PMK Meningkat di Asia Tenggara

Pakar kesehatan hewan, Tri Satya Putri Naipospos, menduga wabah PMK pada hewan ternak yang terjadi di Indonesia imbas dari peningkatan kasus penyakit tersebut yang terjadi beberapa negara kawasan Asia Tenggara.

“Serotipe O, khususnya lineage Ind2001e merupakan yang dominan dalam beberapa tahun terakhir,” kata Tri Satya dalam keterangannya yang diterima Jakarta, Rabu (25/5).

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...