Persiapan Operasi Kereta Api di Sulawesi, KAI Kolaborasi dengan Unhas

Humas Kemenhub
Stasiun Kereta Api di Sulawesi Selatan.
4/6/2022, 15.14 WIB

PT Kereta Api Indonesia akan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk melakukan kajian dan evaluasi terkait persiapan operasional jalur kereta api baru di Sulawesi Selatan. Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, dan Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa, menandatangani nota kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin pada Jumat (3/6). 

Menurut Didiek, kolaborasi dengan Universitas Hasanuddin sangat penting. Kampus itu merupakan stakeholder perkeretaapian di bidang akademika yang dibutuhkan KAI untuk membangun ekosistem baru serta perubahan budaya masyarakat dalam bertransportasi. 

“Sehubungan dengan rencana pengoperasian KA tersebut, KAI segera bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk melakukan kajian atau studi dan seluruh evaluasi yang diperlukan untuk memastikan kereta api ini dapat beroperasi secara sustainable di Makassar baik dari segi angkutan penumpang maupun barang,” kata Didiek dalam keterangan resmi, Sabtu (4/6). 

Didiek berharap studi atau kajian bersama Universitas Hasanuddin ini dapat segera dieksekusi. Dengan demikian, tim dapat fokus melaksanakan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam menyiapkan operasional jalur kereta api baru di Sulawesi Selatan. 

Transportasi kereta api di Sulawesi Selatan sudah ada sejak 1923. Rute kereta api Pasarbutung-Takalar sepanjang 47 kilometer itu dijalankan oleh operator KA Hindia Belanda, Staatstramwegen op Celebes (STC). Namun, operasional jalur kereta itu dihentikan pada 1930 menyusul krisis ekonomi yang melanda dunia. 

Tahun ini pemerintah berencana mengoperasikan kembali jalur kereta api Makassar-Parepare Tahap I. Konstruksi jalur kereta api sepanjang 71 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Marros dan Kabupaten Barru tengah dibangun. Proyek Jalur KA Makassar-Parepare tersebut merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). 

 Jamaluddin mengatakan kerja sama dengan KAI merupakan bentuk perhatian dan dukungan serius terhadap perkembangan proyek pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan. Kerja sama ini, menurut Jamaluddin, juga menjadi kesempatan yang baik bagi Universitas Hasanuddin untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan optimal. 

“Banyak hal yang harus kita siapkan bersama guna mewujudkan impian masyarakat Sulawesi Selatan untuk menikmati fasilitas kereta api sebagai alternatif moda transportasi yang aman dan nyaman,” ujar Jamaluddin. 

Kementerian Perhubungan tengah menyelesaikan konstruksi kereta api Maros -Barru Segmen III. Progres konstruksi jalur KA di Kabupaten Maros telah menembus 84%. Ada pun di Kabupaten Pangkep pembangunan konstruksi mencapai 94%. Jalur kereta api Makassar-Parepare Tahap I ini akan digunakan untuk angkutan penumpang dan barang. 

Konstruksi Segmen III menjadi penting karena ada pembangunan siding track yang menyediakan akses dari beberapa pusat produksi ke Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru. Siding track merupakan jalur belok berupa tambahan rel dan menjadi cabang dari rel utama. 

Panjang siding track untuk akses ke stasiun Pelabuhan terpadu Garongkong mencapai 4,7 kilometer. Ada pun siding track menuju Tonasa dibangun sepanjang 9,7 kilometer. Salah satu komoditas yang dapat dikirim ke pelabuhan dari Pangkep maupun Maros adalah semen. Di Pangkep ada PT Semen Tonasa, sementara PT Semen Bosowa berada di Maros. 

Pembangunan jalur KA Maros-Barru juga dapat menambah pengembangan pariwisata di sepanjang rute itu, antara lain Wisata Hutan Mangrove Dewi Biringkassi, Sirkuit Karaeng Mallombassang, dan Air Terjun Maremare. “Kawasan ini terkenal dengan wisata geopark, pantai, hingga kuliner yang sangat berpotensi menarik wisatawan jika terhubung dengan kereta api,” kata Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan, Andi Amanna Gappa, dalam keterangan resmi pada Kamis (2/6).