Krakatau Steel dan POSCO Investasi Rp 52 T Buat Baja Mobil Listrik-IKN

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pekerja membantu bongkar muat gulungan besi baja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/4/2018).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
28/7/2022, 15.35 WIB

PT Krakatau Steel Tbk dan Pohang Iron and Steel Company atau POSCO akan mulai menambah investasi senilai US$ 3,5 miliar atau Rp 52,57 triliun (kurs: Rp 15.020) pada 2023. Dana segar tersebut akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi, produksi baja khusus kendaraan listrik, dan baja untuk proyek Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berharap realisasi investasi tersebut berjalan sesuai rencana. Dengan demikian, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri dapat lebih cepat terwujud.

Perluasan investasi ini diharapkan berkontribusi besar pada pertumbuhan industri baja di Indonesia ke depan. "Kami akan fasilitasi dan beri dukungan penuh agar proyek ini berjalan lancar. Izin akan kami bantu urus. Kalau ada masalah, jangan ragu untuk laporkan kepada kami,” kata Bahlil dalam keterangan resmi, Kamis (28/7).

Bahlil menekankan penambahan investasi tersebut harus diiringi dengan kolaborasi pengusaha lokal dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Bahlil menilai pelibatan UMKM dan pengusaha lokal harus tetap memperhatikan kapabilitas dan kapasitasnya sebagai pemasok potensial dan masuk dalam rantai pasok.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan dukungan pemerintah sangat membantu realisasi investasi tersebut. Silmy berencana untuk aktif berkolaborasi dengan pemerintah agar realisasi investasi yang dimulai tahun depan sesuai dengan target.

Sebagai informasi, Krakatau Steel saat ini sedang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait keperluan penggunaan baja terhadap proyek-proyek konstruksi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Emiten industri baja berkode KRAS ini optimistis dapat memasok semua jenis baja yang dibutuhkan dalam konstruksi IKN Nusantara.

Sementara itu, CEO POSCO Kim Hak Dong mengatakan salah satu pertimbangan penambahan investasi adalah pelayanan dari Kementerian Investasi. Hak Dong berharap penambahan investasi senilai US$ 3,5 miliar tersebut dapat berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Investasi tersebut akan disuntikkan pada usaha patungan Krakatau Steel dan POSCO, yakni PT Krakatau Posco. Total investasi yang ditanamkan pada Krakatau Posco telah mencapai US$ 3,7 miliar dan menyerap 7.000 tenaga kerja.

POSCO merupakan bagian dari konsorsium LG dalam proyek industri baterai listrik terintegrasi di Kawasan Industri Terpadu Batang. Total lahan yang akan digunakan dalam pembangunan pabrik tersebut mencapai 275 hektar dengan investasi senilai US$ 9,8 miliar.

Investasi tersebut akan menghasilkan fasilitas produksi dari pemurnian bijih nikel sampai battery cell. Secara umum, akan ada tiga pabrik yang akan didirikan, yakni pabrik pemurnian, pengolahan katoda, dan produksi battery pack.

Pabrik baterai di Batang akan memproduksi dua jenis baterai, yakni untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Baterai untuk kendaran roda empat nantinya akan memiliki ketebalan yang lebih tipis dengan jumlah battery cell hanya 150-200 unit per baterai.

Jumlah battery cell tersebut lebih banyak dari baterai kendaraan listrik pada umumnya. Dengan demikian, tenaga yang dihasilkan baterai produksi pabrik di kawasan industri Batang diharapkan sangat maksimal.

Secara rinci, investasi pada fasilitas produksi battery cell mencapai US$ 3,6 miliar. Kapasitas produksi fasilitas pembuatan baterai di Batang mencapai 3,5 juta unit atau setara dengan 200 gigawatt per tahun.

Berdasarkan data Kementerian Investasi, total investasi dari Korea Selatan mencapai US$ 9,08 miliar pada 2017 sampai paruh pertama 2022. Investasi tersebut terkonsentrasi pada sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya senilai US$ 1,69 miliar.

Reporter: Andi M. Arief