Dunia Hadapi Krisis Pangan, Bagaimana Daya Tahan Indonesia?

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
19/8/2022, 18.28 WIB

Pemerintah optimistis produksi pangan memenuhi kebutuhan dalam negeri di tengah krisis pangan global. Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik atau Perum Bulog menyatakan Indonesia menyiapkan pasokan pangan domestik dari ancaman krisis sejak beberapa tahun silam.

Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto mengatakan salah satu kebijakan yang disiapkan pemerintah yakni menyediakan pasokan pupuk dan intensifikasi pangan yang berhasil meningkatkan produksi beras.

"Saya pikir beras itu kebutuhan paling mendasar dan pasokan beras cukup, bahkan dengan situasi iklim yang ada di Indonesia sekarang yang cenderung kemarau tapi basah," kata Budi dalam webinar "Tantangan Pangan Hadapi Krisis Global", Jumat (19/8).

Budi mengatakan stok beras yang dikelola Perum Bulog saat ini sudah melebihi batas aman atau sekitar 1,1 juta ton. Angka tersebut sesuai dengan anjuran pasokan beras oleh Universitas Gajah Mada, yakni sekitar 1 juta - 1,5 juta ton untuk jumlah populasi sebanyak 260 juta orang.

Perum Bulog optimistis dapat menjaga ketersediaan cadangan beras dan jagung setidaknya hingga 2024. Budi meramalkan produksi beras dan jagung di dalam negeri masih akan terus swasembada lantaran cuaca di dalam negeri akan cenderung basah selama dua tahun ke depan.

Di sisi lain, Budi menilai masyarakat tidak perlu khawatir terkait berkurangnya pasokan gandum dari Ukraina dan Rusia. Mayoritas gandum yang diimpor dari kedua negara tersebut ditujukan untuk pakan ternak, bukan untuk konsumsi manusia.

Peternak lokal mengimpor gandum beberapa tahun terakhir karena pasokan dan harga jagung di dalam negeri tidak kompetitif. Namun, mereka kini didorong menggunakan jagung lokal sebagai pakan ternak karena produksinya dapat diperoleh dari dalam negeri.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief