Kementerian Perhubungan menjalankan arahan Presiden Joko Widodo untuk menstabilkan harga tiket pesawat agar tidak menimbulkan inflasi yang tinggi. Ada tiga upaya yang akan dilakukan Kemenhub, termasuk mengusulkan penghapusan atau pengurangan PPN menjadi 5% pada Kementerian Keuangan.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa avtur mempengaruhi biaya operasional penerbangan sekitar 40% lebih. Biaya avtur akan semakin besar untuk pesawat kecil seperti propeller yang melayani daerah-daerah pelosok.
"Kami akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan terkait penghapusan atau pengurangan PPN,” kata Budi Karya melalui keterangan tertulis, Minggu (21/8).
Upaya kedua yaitu meminta kepada maskapai penerbangan untuk melakukan upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. “Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” ujar Budi.
Sementara upaya ketiga yaitu melakukan upaya bersama antara pemerintah daerah, maskapai penerbangan, dan masyarakat untuk memaksimalkan keterisian penumpang di waktu-waktu tertentu. Sehingga tingkat keterisian penumpang akan semakin meningkat dan harga tiketnya stabil. Secara kumulatif, pendapatan maskapai pun meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak
“Di hari kerja, misalnya di hari Rabu pada siang hari, biasanya okupansi rata-rata hanya 50 persen. Maskapai harus mempromosikan diskon atau menurunkan harga karena demand yang rendah. Masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah,” tutur Budi Karya.
Selain itu, Kemenhub juga mendorong peran pemda untuk memberikan subsidi dengan cara melakukan block seat, dimana pemda menjamin tingkat keterisian agar bisa lebih dari 60 persen.
“Contohnya yang dilakukan pemda di Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka memberikan dukungan kepada maskapai sehingga tingkat keterisian bisa di atas 70 persen dan maskapai bisa terus melayani rute tersebut dengan harga yang terjangkau, karena kepastian okupansinya,” kata Menhub.
Budi Karya optimistis jika tiga upaya tersebut dilakukan maka dapat menstabilkan harga tiket antara 15-20 persen.
Harga tiket pesawat domestik mengalami kenaikan signifikan sepanjang semester I 2022. Kenaikan harga ini salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar pesawat, yaitu avtur.
Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta sudah naik 55,38% selama periode Januari-Juni 2022.
Pada Januari 2022 harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654,98/liter. Kemudian di bulan-bulan berikutnya harga terus naik hingga mencapai Rp16.555,88/liter pada Juni 2022.