Daftar Tol yang Beroperasi di Era Jokowi, tapi Diinisiasi Soeharto-SBY

Istimewa
Presiden Joko Widodo (tengah) saat acara peresmian Jalan Tol Cibitung - Cilincing di Gerbang Tol Gabus, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022).
20/9/2022, 15.13 WIB

Presiden Joko Widodo menargetkan untuk membangun dan mengoperasikan 2.748 kilometer jalan tol baru sepanjang pemerintahannya  pada 2014-2024. Namun demikian, sebagian dari jalan tol tersebut sebenarnya sudah diinisiasi pada pemerintahan sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT, terdapat 790 kilometer (km) jalan tol yang sudah beroperasi sebelum pemerintahan Joko Widodo. Presiden Soeharto menginisiasi pembangunan jalan tol pertama di Indonesia yaitu tol Jagorawi. Sepanjang kepemimpinannya, Soeharto membangun dan mengoperasikan ruas jalan tol sepanjang 564,88 km. 

Dua ruas jalan tol lainnya beroperasi di era Presiden BJ Habibie. Panjang dua ruas tol tersebut mencapai 12,79 km.

Berdasarkan catatan BPJT, tidak ada ruas tol yang diresmikan pada masa kepemimpinan Presiden Megawati dan Abdurrahman Wahid. Namun pada 2003, Presiden Megawati sempat meresmikan pembangunan jalan tol Surabaya-Madura (Suramadu) dengan panjang 5,4 km.

Jalan tol Suramadu tersebut baru mulai beroperasi pada 2009 di bawah era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Total sebanyak 14 ruas jalan tol sepanjang 352 km beroperasi di era Soesilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu Presiden Joko Widodo sudah megoperasikan 2.748 kilometer tol baru sepanjang masa pemerintahannya. Sejak masa pemerintah Jokowi dimulai hingga Februari 2022, terdapat 36 ruas jalan tol baru sepanjang 1.569 km yang telah beroperasi. 

Namun demikian, terdapat sejumlah ruas tol baru tersebut yang sebenarnya diinisiasi sejak era Soeharto hingga SBY. Berikut enam tol baru yang broperasi di era pemerintah Jokowi namun telah diinisiasi pada pemerintahan sebelumnya:

1. Cibitung-Cilincing
Waskita Karya mencatat studi kelayakan tol Cibitung-Cilincing telah dibuat pada 2006 atau pada era pemerintahan SBY. Sementara itu, PT Virama Karya menyatakan telah menerbitkan hasil perencanaan lahan jalan bebas hambatan tersebut pada Desember 2007.

Namun demikian, jalan tol Cibitung-Cilincing baru diresmikan hari ini, 20 September 2022. Kementerian PUPR mencatat volume lalu lintas atau VLL jalan tol tersebut mencapai 30.000 unit kendaraan per hari. Dengan demikian, waktu pengembalian investasi tol tersebut atau break event point akan dicapai selama 9--14 tahun.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit mengatakan salah satu teknologi yang digunakan dalam tol tersebut adalah pile slab. Teknologi tersebut memungkinkan tol Cibitung-Cilincing seolah-olah melayang di atas permukaan.

"Banyaknya konstruksi tiang pancang di ruas II dikarenakan jenis lahan ruas tersebut adalah tanah rawa. Hal tersebut membuat pengembang harus menggunakan teknologi pile slab," kata Danang saat peresmian Tol Cibitung-Cilincing, Selasa (20/9).

2. Serpong-Balaraja

Presiden Jokowi baru saja meresmikan sebagian Tol Serpong-Balaraja pada hari ini, Selasa (20/9). Akan tetapi studi kelayakan jalan bebas hambatan tersebut telah dimulai pada 2005 atau pada masa pemerintahan SBY.

Danang mengatakan, Tol Serpong-Balaraja merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road atau JORR II. Adapun, panjang ruas yang diresmikan dan bisa dioperasikan baru mencapai 4 Km.

"Dengan ruas ini, alternatif masyarakat untuk menjangkau kawasan Jabodetabek bagian Selatan-Barat itu bisa terjangkau dengan baik," kata Danang.

3. Gempol-Pandaan

Berdasarkan dokumen proyek pembangunan tol Gempol-Pandaan oleh PT Margabumi Adhikarya, studi kelayakan Tol Gempol-Pandaan telah dilakukan pada 1991 atau pada era Soeharto. Studi kelayakan tersebut dilakukan oleh URS International Inc dan BIEC International Inc.

Adapun, konstruksi tol tersebut awalnya dilakukan pada 1995. Namun demikian, krisis moneter 1996 membuat studi kelayakan tol tersebut harus kembali dilakukan pada 1997.

Pada 2004, pemerintah melakukan Final Engineering Design pada 2004, sedangkan pembebasan lahan dimulai pada 2006. Namun demikian, kegiatan konstruksi riil baru dilakukan pada 2011.

Artinya, selisih waktu dari perencanaan hingga konstruksi mencapai 20 tahun. Adapun, jalan bebas hambatan sepanjang 13,61 Km tersebut diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 12 Juni 2015.

4. Akses Tanjung Priok

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR mencatat perencanaan Tol Akses Tanjung Priok telah dimulai pada awal 2022. Sementara itu, kegiatan konstruksi di lapangan dimulai pada 2008 atau pada pemerintaha SBY.

"Proses pembangunan sempat terkendala sulitnya pembebasan lahan dan kualitas beton yang belum sesuai dengan rencana pembebanan," seperti tertulis dalam laman resmi Kementerian PUPR yang dikutip Selasa (20/9).

Masa konstruksi berlangsung lebih dari 10 tahun dan diresmikan pada 15 April 2017. Jalan tol logistik sepanjang 11,4 Km tersebut baru dioperasikan pada 17 April 2017.

5. Bekasi-Cawang-Kp. Melayu

Peletakan batu pertama konstruksi Tol Bekasi-Cawang-Kp. Melayu dimulai tidak lama setelah Presiden Jokowi menjabat, yakni pada 17 Oktober 2014. Namun demikian, perencanaan tol tersebut telah dimulai sejak 1994 atau era Soeharto.

Konstruksi pertama tol Bekasi-Cawang-Kp. Melayu dimulai pada 1996 dengan terbitnya Surat Perintah Kerja atau SPK. Akan tetapi, krisis moneter 1998 membuat pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 16,02 Km tersebut mangkrak sampai 18 tahun.

Pada 2015, PT Waskita Karya Tbk mengambil alih konstruksi tol tersebut dan mendapatkan Penyertaan Modal Negara agar konstruksi tol Bekasi-Cawang-Kp. Melayu dapat terus berjalan. Sebagian Tol Bekasi-Cawang-Kp. Melayu sepanjang 8,4 Km mulai beroperasi dan disahkan pada 3 November 2017.

6. Bogor Ciawi Sukabumi

Pemenang lelang investasi jalan tol sepanjang 54 km ini telah ditetapkan sejak tahun 1997 atau sejak era Soeharto. Namun pembangunan jalan tol ini mangkrak hingga hampir 20 tahun setelah bergonta-ganti investor.

Waskita Toll Road yang menjadi pemilik saham dominan tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) akhirnya melakukan groundbreaking seksi I rute Ciawi-Cigambong pada 2015. Ruas tol tersebut kemudian diresmikan tiga tahun kemudian. Sementara seksi 2 ditargetkan beroperasi akhir tahun ini. 

“Untuk ruas Tol Bocimi penyelesaian pembangunannya masih membutuhkan tambahan alokasi dana PMN 2022, tapi dipastikan tetap akan rampung pada Desember 2022," kata SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Novianto Ari Nugroho, dalam keterangan tertulis, Senin (20/9).

7. Trans Sumatera

Tol Trans Sumatera Pembangunan Tol Trans Sumatera termasuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dirancang di era kepemimpinan SBY. Namun pembangunan kontruksi Trans Sumatera dibangun pada masa Jokowi.

Ruas tol Trans Sumatera pertama adalah Palembang–Indralaya sepanjang 21,58 km yang beroperasi pada 2017. Setelah itu, tol Medan–Binjai sepanjang 17,67 km dan Medan–Kualanamu–Tb Tinggi sepanjang 62,11 km yang juga beroperasi pada tahun yang sama.

 8. Tol Cikampek-Palimanan

Tol sepanjang 116 km ini diresmikan presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015. Proyek tol ini dimulai dengan ground breaking pada 8 Desember 2011. Namun demikian, proyek tol baru rampung 85% pada era pemerintahan SBY berakhir. 

Reporter: Andi M. Arief