Harga Ayam Anjlok, Badan Pangan Usul Freezer untuk Stok Penyimpanan

ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Pengunjung berbelanja di Gerai Transmart Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
3/10/2022, 17.07 WIB

Badan Pangan Nasional atau NFA akan mendorong ketersediaan fasilitas pembekuan bahan pangan di dalam negeri. Fasilitas tersebut dinilai dapat menstabilkan harga pangan, khususnya harga daging ayam di tingkat peternak.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan pembekuan daging ayam tersebut dilakukan melalui pemasangan air blast freezer. Fasilitas tersebut dapat membekukan bahan pangan dalam waktu 4-6 jam.

"Saat ini kami belum punya cadangan pangan dalam bentuk frozen. Ke depan, saya akan inisiasi, kalau belum ada dananya, nanti saya kolaborasi dengan pihak swasta," kata Arief di Gudang Food Station Cipinang, Senin (3/10).

Arief menghitung penggunaan fasilitas tersebut akan menambah harga pokok produksi daging ayam senilai Rp 300 per kilogram (Kg). Arief menilai hal ini penting agar penyerapan daging ayam dapat terus berjalan dan ditingkatkan untuk memperbaiki harga daging ayam di tingkat petani.

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan atau Kemendag mendata rata-rata nasional harga ayam hidup hanya Rp 17.260 per kilogram (Kg). Harga terendah ditemui di Pulau Jawa atau hanya Rp 15.470 per Kg.

Hal tersebut disebabkan oleh tingginya surplus neraca daging ayam nasional atau sebanyak 575 juta ekor ayam hidup. Pasalnya, volume ayam hidup sepanjang 2022 akan mencapai 940 juta ekor, sementara kemampuan serap Rumah Potong Hewan Unggas atau RPHU hanya 365 juta ekor per tahun.

Dengan demikian, ada kelebihan pasokan sebanyak 575 juta ekor ayam hidup di dalam negeri yang tidak bisa diserap RPHU. Mengingat masa panen ayam hidup yang tidak bisa ditunda, kelebihan pasokan tersebut merangsek ke pasar tradisional dan menekan harga ayam hidup di tingkat peternak.

Secara sederhana, pemasangan fasilitas pembekuan bahan pangan dapat menahan daging ayam yang merangsek ke konsumen tanpa melalui RPHU. Alhasil, harga daging ayam di tingkat peternak dan konsumen akan terjaga.

""Kalau stok daging ayam banyak, itu keberhasilan Kementerian Pertanian. Jangan dibuang kelebihan produksinya, tapi difasilitasi, disimpan sebagai cadangan pangan nasional," kata Arief.

Arief mengatakan cadangan daging ayam secara nasional telah terbentuk dan disimpan oleh konsumen dan pengusaha pangan. Namun demikian, pemerintah saat ini belum memiliki cadangan daging ayam nasional.

Sejauh ini, jenis pangan yang tergabung dalam cadangan pangan pemerintah masih terbatas pada komoditas beras. Arief menargetkan sembilan bahan pokok dapat tergabung dalam cadangan pangan pemerintah.

Adapun, sembilan bahan pokok yang dimaksud adalah beras, jagung, kedelai, telur ayam, daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawan putih, dan cabai. Arief menilai hal tersebut sejalan dengan proyeksi Presiden Joko Widodo pada 2023. "Presiden sampaikan kondisi perekonomian 2023 gelap. Karena gelap, ya kita amankan stoknya," ujar Arief.

Sebelumnya, Komunitas Peternak Unggas Nasional bersama melakukan aksi bagi-bagi ayam hidup gratis di Malang, Jawa Timur. Aksi tersebut dilakukan setelah harga ayam di tingkat peternak anjlok menjadi Rp 13.000 per kg.

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, Alvino Antonio, mengatakan bahwa peternak merasa kecewa karena harga jual ayam di kandang anjlok. Namun demikian, harga ayam di tingkat konsumen tinggi.

"Kami emosi, harga ayam di kandang murah sekali Rp 13.000 per kg, tapi rakyat Indonesia masih membeli dengan harga tinggi," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (29/9).

Dia mengatakan, harga daging ayam yang anjlok telah terjadi berulang kali. "Ini akibat kegagalan pemerintah yang selalu terulang-ulang tidak pernah mau melindungi rakyat yang kecil," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief