Harga Beras Naik, Stok Menipis hingga Februari

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.
Pekerja membongkar muat karung berisi beras di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (22/9/2022). Perum Bulog Cabang Meulaboh menyebutkan stok cadangan beras Pemerintah di gudangnya mencapai 1.500 ton yang akan digunakan untuk kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta menghindari terjadinya lonjakan harga untuk pencegahan inflasi hingga akhir Desember 2022 mendatang.
7/10/2022, 13.08 WIB

Pedagang mengeluhkan pasokan beras menipis karena produksi berkurang. Hal itu memicu kenaikan harga beras sejak dua bulan terakhir.

Ketua Umum Perkumpulan Penggiling Padi dan Pengusaha Beras atau Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan kenaikan harga beras dan tersendatnya pasokan disebabkan karena adanya penurunan panen. Selain itu, musim hujan juga berpotensi menurunkan kualitas gabah.

Sutarto mengatakan, penurunan panen ini terjadi musiman. Surplus beras biasanya terjadi pada Februari-Maret karena merupakan panen raya pertama dan didukung oleh normalnya cuaca. Sedangkan pada Oktober, para petani baru mulai menanam sehingga menyebabkan pasokan beras menipis.

“Artinya mulai bulan oktober biasanya supply nya mulai turun, karena baru tanam, nah November tanaman padi nya masih pada muda, Desember belum panen, Januari sebagian panen. Jadi kalo bulan-bulan Oktober ada kecenderungan supply nya berkurang, karena sekarang pada baru mulai tanam, panennya Juli-Agustus,” ujar Sutarto kepada Katadata.co.id, Rabu (5/10).

Namun demikian, dia mengatakan siklus stok beras tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Stok beras pada Agustus biasanya masih surplus karena musim panen raya, namun tahun ini malah terjadi lonjakan harga.

Menurut Sutarto, hal itu terjadi karena terdapat lonjakan permintaan pada awal Agustus untuk memenuhi program bantuan sosial pemerintah. Sementara pada September 2022, panen mulai berkurang sehingga pasokan pun sedikit.

Pada Oktober 2022, petani memasuki musim tanam padi sehingga pasokan beras pun rendah. “Oktober sampai Februari awal memang produksi panen lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan, jadi masyarakat harus lebih bersabar” kata Sutarto.

Harga beras naik

Menurut Sutarto, pemerintah seharusnya melepas cadangan berasnya untuk mengisi kekurangan pasokan beras yang tersendat di pasaran. Selain itu pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih kepada para petani dengan menyediakan benih yang bermutu, pupuk yang tepat waktu, tepat jumlah, dan harga.

“Maka solusi dari permasalahan ini, pemerintah seyogyanya melepas cadangan berasnya untuk mengisi kekurangan pasokan beras, dan lebih memperhatikan para petani bukanya malah terus mempersulit apalagi BBM masih naik,” ujarnya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), rata-rata harga beras mencapai Rp 12.150 per kg pada 3-6 Oktober 2022. Harga tersebut naik Rp 350 per kg dibandingkan Oktober 2021 sebesar Rp 11.700 per kg. Harga beras bulan ini juga naik tipis dibandingkan bulan lalu yang hanya mencapai Rp 12.050 per kg.

Kenaikan harga beras tahun ini mulai terjadi pada Agustus dimana harganya mencapai Rp 11.850 per kg, atau naik dibandingkan Juli seharga Rp 11.750 per kg. Pemerintah sudah gencar melakukan operasi pasar untuk menekan harga beras tersebut. Namun tidak ada perubahan yang signifikan dan pasokan beras tersendat sehingga mengakibatkan harga yang selalu merangkak naik.

Reporter: Nadya Zahira