Mengintip Prospek Industri Keramik, Catatkan Investasi Rp 17,7 Triliun

ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
Dua pelajar mengamati keramik yang ditampilkan dalam Pameran Temporer Koleksi Keramik Museum Kalbar di Gedung Wawasan Nusantara di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (14/7/2022).
Penulis: Nadya Zahira
21/10/2022, 08.10 WIB

Sektor industri keramik pada semester I tahun 2022 mencatatkan investasi hingga Rp 17,7 triliun. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan adanya penambahan investasi diharapkan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional. 

“[Peningkatan investasi] juga sejalan dengan program substitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” ujar Agus pada acara Temu Usaha Industri di Jakarta, Kamis (20/10).

Menurut Agus, pada 2022 kebangkitan industri keramik bisa menjadi momentum baik seiring dengan peningkatan kontribusi subsektor industri bahan galian nonlogam. Pada triwulan 1/2022 industri galian nonlogam tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% dibanding periode yang sama  tahun sebelumnya. Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%.

"Capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir," ujar Agus. 

Ia menjelaskan salah satu pendongkrak pertumbuhan industri keramik adalah adanya Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri yaitu sebesar US$ 6 per MMBTU. Agus mengklaim kebijakan itu telah meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik.

Agus mengungkapkan adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik. Pada kuartal I tahun 2022 ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi. Peningkatan ini ditopang peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Standar Mutu Keramik 

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi. Capaian ini berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%. Selain itu ia menyebut, prestasi kinerja industri keramik nasional tak lepas dari peran Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam). 

BBSPJI Keramik dan Nonlogam merupakan badan yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya. Lembaga ini bertugas memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya. 

Menperin berharap, pada Momentum 100 tahun Balai Besar Keramik kemarin (20/10) bisa menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya. Dengan demikian, industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyampaikan bahwa pihaknya terus fokus pada upaya menunjang daya saing industri. Berbagai upaya dilakukan melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi.


Reporter: Nadya Zahira