Hyundai dan Adaro Kerja Sama Jamin Pasokan Aluminium untuk Otomotif

Katadata/ Adaro Minerals Indonesia
Kesepakatan kerja sama Hyundai Motor Company dan Adaro Minerals Indonesia untuk menjamin pasokan aluminium industri otomotif.
13/11/2022, 18.00 WIB

Hyundai Motor Company (HMC) dan PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk. (AMI), sepakat untuk membangun kerja sama untuk menjamin pasokan aluminium, di tengah meningkatnya permintaan untuk manufaktur otomotif.

Kesepakatan ini dituangkan dalam nota kesepahaman yang diteken Presiden dan CEO HMC, Jaehoon Chang, serta Presiden Komisaris AMI Garibaldi Thohir, di sela-sela forum B20 Summit di Bali, Minggu (13/11).

Untuk menjamin ketersediaan pasokan, kerja sama ini dilakukan untuk membentuk suatu sistem komprehensif dan koperatif, untuk produksi dan pasokan aluminium AMI melalui anak perusahaannya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Poin-poin kerja sama dalam Nota Kesepahaman ini meliputi produksi dan pasokan aluminium yang diproduksi KAI dan HMC, berhak untuk membeli aluminium yang diproduksi KAI pada tahap awal.

Untuk selanjutnya, negosiasi pertama mengenai pembelian aluminium rendah karbon yang diproduksi KAI di masa mendatang, mencakup volume offtake yang belum ditentukan pada kisaran 50 ribu sampai 100 ribu tempat pemrosesan akhir (TPA).

"Hyundai Motor Company telah mulai mengoperasikan pabriknya di Indonesia, serta aktif bekerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang dimana perusahaan dapat bersinergi dalam industri otomotif ke depannya,” kata Jaehoon Chang melalui keterangan pers, Minggu (13/11).

Chang berharap kerja sama smelter aluminium ini akan memperkuat hubungan HMC dan Indonesia melalui sinergi yang lebih kuat.

 
MoU antara Hyundai dan Adaro (Katadata/ Adaro Minerals Indonesia)

Aluminium Indonesia dipandang akan memiliki daya saing di masa depan. Aluminium hijau Indonesia tergolong produk berkarbon rendah yang diproduksi menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sehingga merupakan sumber listrik ramah lingkungan.

Produk ini juga diharapkan menjadi pasokan aluminium yang memenuhi kebijakan netralisasi karbon HMC di tengah peningkatan permintaan aluminium di antara para produsen otomotif global.

Selain itu, suplai dan permintaan telah menjadi tidak stabil karena variabel-variabel situasional tak terduga dan mendorong peningkatan harga energi untuk produksi aluminium.

Pada kesempatan ini, Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Christian Ariano Rachmat, mengatakan kerja sama ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap proses hilirisasi mineral Indonesia di kawasan industri hijau terbesar dunia yang berlokasi di Kalimantan Utara.

"Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan dan Hyundai Motor Company yang memiliki rekam jejak, pengalaman, dan teknologi mutakhir untuk kendaraan listrik, kami berharap untuk mencapai tanggal operasi komersial (COD) pada kuartal pertama 2025, dan memproduksi aluminium sebanyak 500.000 TPA pada tahap awal,” jelasnya.

Berdasarkan kerja sama dalam produksi mobil, sel baterai dan aluminium di Indonesia, Hyundai Motor Company akan terus mencari bidang-bidang kerja sama untuk mencapai kepemimpinan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia ke depannya.

Sebelumnya Executive Vice President Hyundai Mobis, Axel Maschka, memprediksi Indonesia bisa menjadi pemain utama dunia dalam ekosistem kendaraan lisrik. Menurutnya, Indonesia telah mengambil strategi kebijakan yang tepat karena mampu memproduksi baterai sendiri ketimbang ekspor bahan mentah.

Indonesia bahkan sudah mampu menarik investasi baterai dan kendaraan listrik dengan skala besar.

Maschka memprediksi bahwa produksi baterai mobil listrik Indonesia bisa mengungguli Cina dengan mendapatkan pangsa pasar hampir 40% pasokan global.