Harga Beras di Pasar Cipinang Meroket, Diprediksi Makin Naik Desember
Harga beras di pasar Induk Beras Cipinang melonjak hingga mencapai Rp 9.200 per kilogram. Harga beras yang tinggi tersebut diperkirakan akan naik pada Desember menjelang liburan natal dan tahun baru.
Zulkifli mengatakan bahwa tren harga beras naik sudah berlangsung sejak Agustus hingga saat ini. Pada Agustus, harga beras medium hanya berkisar Rp 8.300 per kg dan tertinggi pun hanya mencapai Rp 8.400 per kg.
"Kondisi saat ini sangat mengejutkan dan tidak pernah terjadi sebelumnya karena harga beras medium sangat tinggi hingga mencapai Rp 9.200 per kg. Ini sudah mendekati Harga Eceran Tertinggi pemerintah," ujarujar Kepala Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid, dalam acara webinar PATAKA, "Polemik Menimbang Impor Beras, Ditengah Klaim Surplus"dikutip Rabu (30/11).
Zulkifli mengatakan, harga beras medium yang tingi disebabkan karena pasokan beras dari daerah-daerah sudah surut. Saat ini, satu-satunya pihak yang suplai beras ke Pasar Induk Cipinang hanya dari Bulog. Jumlah suplai itu pun tidak mencukupi.
Dia mengatakan, pedagang mempertanyakan kebijakan yang akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi suplai beras tersebut. Pasalnya, Pasar Induk Beras Cipinang ini merupakan barometer untuk seluruh Indonesia.
"Seandainya pasar Induk Cipinang ini kelihatan di lini semua stok beras kurang, otomatis akan mempengaruhi setiap pasar-pasar yang lain," ujarnya.
Zulkifli menegaskan kepada pemerintah bahwa pada kondisi stok beras yang sangat menipis seperti saat ini, sudah memberikan warning yang sangat jelas. Menurutnya, pemerintah lalai dan abai dalam menangani permasalahan ini. Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada pemerintah untuk segera melakukan impor beras.
"Ini langkah yang tepat menurut kami sebagai pelaku pasar, adalah pemerintah harus segera mungkin untuk mengimpor. Sebab seandainya pemerintah tidak mengimpor jawabannya wasallam. Nanti sama-sama kita buktikan bulan Desember, Januari, dan Februari yang akan datang," ujar Zulkifli.
Sementara itu, Kementerian Pertanian menegaskan stok beras di beberapa wilayah masih sanggup memenuhi kebutuhan untuk gudang Bulog. Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Batara Siagian, mengatakan bahwa Dirjen Tanaman Pangan telah melayangkan surat resmi ke Dirut Bulog, data beras berikut lokasinya secara terperinci.
“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” jelas Batara di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Batara berharap Bulog dapat segera menyerap beras tersebut, dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.
Badan Pusat Statis (BPS) melaporkan produksi padi Indonesia diproyeksikan tumbuh 2,31% menjadi 55,67 juta ton GKG sepanjang tahun ini. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat 1,25 juta ton (2,31%) dari produksi padi tahun lalu yang seberat 54,42 juta ton GKG.