RI Impor Baterai, Subsidi Mobil Listrik Malah Untungkan Negara Lain
Rencana pemerintah untuk memberikan subsidi bagi konsumen yang membeli kendaraan listrik, malah menguntungkan negara lain. Pasalnya saat ini Indonesia masih melakukan impor baterai kendaraan listrik.
Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance atau INDEF, Tauhid Ahmad, mengatakan bahwa penggunaan kendaraan listrik baik karena bisa mengurangi penggunaan fosil. Namun sebaiknya pemerintah menetapkan subsidi kendaraan listrik jika Indonesia sudah memiliki banyak pabrik baterai.
Tauhid mengatakan, Indonesia sekarag masih impor baterai kendaraan listrik sehingga pemberian subsidi menguntungkan negara lain.
“Kalau kita memberikan subsidi 80 juta itu harusnya ada industri dalam negeri yang sudah berkembang. Sementara sekarang baterai masih impor, otomatis kalau subsidi larinya tidak ke industri dalam negeri tapi ke luar,”ujar Tauhid saat ditemui awak media, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Selasa (20/12).
Tauhid mengatakan, subsidi mobil listrik bisa diberikan pada semua masyarakat. Namun demikian, dia menyarankan agar subsidi motor listrik hanya diberikan pada kalangan tidak mampu. Dengan demikian, subsidi tersebut lebih tepat sasaran.
Tak hanya itu, Tauhid menilai subsidi kendaraan listrik yang sedang direncanakan oleh pemerintah jumlahnya masih terbilang kurang, dan sebaiknya ditambah Dengan demikian, produsen kendaraan listrik dalam negeri bisa bersaing dengan produsen kendaraan listrik luar negeri.
“Kalau untuk produsen dalam negeri diberi subsidi yang lebih besar, agar katakanlah mendapat manfaat dan bisa bersaing karena kan multiplier nya untuk produk dalam negeri,” ujarnya.
Subsidi mobil listrik Rp 80 juta
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pemerintah sedang menggodok insentif atau subsidi kendaraan listrik. Adapun subsidi kendaraan listrik yang akan diberikan senilai Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta untuk motor, dan Rp 5 juta untuk konversi.
Agus menuturkan bahwa pemberian insentif tersebut berdasarkan kajian dan perbandingan dari negara lain yang memiliki kemajuan dalam industri kendaraan listrik. Salah satu tujuan dari pemberian insentif ini adalah untuk mempercepat realisasi investasi industri kendaraan listrik di Indonesia.
"Dengan ada insentif mobil listrik, kita akan memaksa produsen dunia untuk mempercepat realisasi investasi kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya melalui video pernyataan yang dikutip Kamis (15/12).
Sebagai informasi, pada November 2022 volume penjualan wholesale mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di pasar domestik mencapai 1.965 unit.
Meski sedikit turun dibanding bulan sebelumnya, volume tersebut masih jauh lebih tinggi dibanding penjualan wholesale sepanjang semester I 2022. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan tren penjualan mobil listrik di pasar domestik menguat signifikan mulai kuartal III 2022, seperti terlihat pada grafik.
Mobil listrik yang mencatatkan penjualan wholesale tertinggi adalah Wuling Air EV Long Range. Mobil listrik berukuran mini dengan kisaran harga Rp295 juta ini terjual sebanyak 1.492 unit pada November 2022.