Okupansi Pusat Belanja Jakarta Sudah 90%, Tapi 3 Mal Ini Gagal Bangkit
Rata-rata okupansi 98 mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta sudah mencapai lebih dari 90% setelah pemerintah mencabut kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM pada 30 Desember 2022. Namun demikian, sejumlah mal legendaris masih sepi pengunjung bahkan tokonya sudah banyak yang tutup.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Alphonzus Widjaja, mengatakan rata-rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan pada 2022 telah mencapai sekitar 90%. Pada 2023, dia menargetkan kunjungan mal mencapai lebih dari 100% dibandingkan dengan sebelum pandemi.
"Pusat perbelanjaan menyambut baik keputusan pemerintah perihal penghentian PPKM dikarenakan kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong serta mempercepat pemulihan kondisi usaha, terutama setelah pemerintah memperkirakan kondisi yang tidak mudah dan penuh tantangan pada tahun 2023 yang akan datang," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (11/1).
Sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2022 maka Pusat Perbelanjaan akan mendorong masyarakat untuk tetap melaksanakan Protokol Covid - 19 yaitu Protokol Kesehatan dan penggunaan PeduliLindungi.
"Namun tentunya hal tersebut adalah bukan merupakan suatu kewajiban ataupun keharusan sebagaimana diatur dalam Inmendagri dimaksud di atas," ujarnya.
Sejumlah Mal Gagal Bangkit
Namun demikian, tidak semua mal berhasil bangkit setelah kebijakan pandemi diabut. Sejumlah mal gagal bangkit dan masih sepi pengunjung.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, ada tiga mal yang masih sepi pengunjung. Sebagain vendor atau toko di mal tersebut bahkan sudah tutup permanen.
Tiga mal tersebut adalah Plaza Semanggi, Blok M Square, dan Ratu Plaza. Meskipun lokasinya berada di pusat kota Jakarta, namun mal tersebut seperti mati suri.
Pedagang Sepatu Bazar Sneakers di Plaza Semanggi, Dirga Bintang, mengatakan mulai sepi pengunjung sejak adanya pandemi Covid-19 dan diberlakukan PPKM. Kondisi mal masih sepi meskipun PPKM dicabut.
"Masih sepi sih kak, belum ada kenaikan yang signifikan. Paling kalau hari Minggu setelah orang-orang pergi ibadah ke Gereja itu ramai toko kita, tapi kalau hari biasa gini paling cuma 2 atau 3," ujar Bintang.
Salah satu karyawan toko jaket, Winter Mode, Pipin Nur Kholifah mengatakan bahwa dulu Plaza Semanggi pendapatan usaha anjlok akibat mal sepi pengunjung. "Kita waktu pandemi turun drastis ya, biasanya dulu bisa dapet omzet Rp 4 juta dalam sehari, sekarang paling banyak paling Rp 1 Juta dalam sehari," ujarnya.
Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), terdapat 96 mal yang beroperasi di ibu kota hingga 24 November 2022. Jakarta Selatan tercatat memiliki jumlah mal paling banyak di ibu kota. Jumlahnya mencapai 28 unit.
Berikutnya, Jakarta Pusat tercatat memiliki 22 unit mal di wilayahnya. Kemudian, Jakarta Utara dan Jakarta Barat masing-masing memiliki 18 unit mal dan 16 unit mal.
Sementara, jumlah mal paling sedikit di ibu kota yakni di Jakarta Timur sebanyak 12 unit.