Bulog Bersiap Distribusi 100 Ton Beras Impor Lewat Operasi Pasar

ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp.
Pekerja memperlihatkan beras medium di Gudang Bulog Baru (GBB) Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Selasa (17/1/2023).
Penulis: Nadya Zahira
19/1/2023, 23.48 WIB

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog memastikan fungsi stabilisasi harga pangan khususnya beras terus berjalan melalui program  Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Operasi pasar tersebut digelar di seluruh wilayah Indonesia dengan menggelontorkan sebanyak 100 ribu ton beras SPHP pada awal Januari 2023. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan operasi pasar diperlukan untuk meredam gejolak kenaikan harga beras di pasaran. Kebijakan itu menurut Budi merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo. Ia pun telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran Bulog untuk memastikan operasi pasar berjalan lancar. 

“Kami menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada kenaikan harga,” ujar Budi seperti dikutip Kamis (19/1). 

 Menurut Budi, saat ini ketersediaan beras di pasar belum banyak karena belum musim panen raya. Kondisi itu menurut dia berpotensi menyebabkan kenaikan harga sehingga operasi pasar dilakukan secara intensif. 

Lebih jauh Buwas mengatakan, kebijakan mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton melalui Perum Bulog bertujuan untuk menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan terkendali.  

Buwas menegaskan kedatangan beras impor menjadikan stok cadangan beras pemerintah di Bulog kini menjadi 683 ribu ton. Tambahan beras impor itu diyakini memperkuat cadangan beras nasional sampai datangnya musim panen raya pada Maret 2023.

“Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan panen raya,” ujarnya.

Dia menuturkan, selain mendapatkan tambahan stok beras impor, Bulog juga terus dan aktif maksimalkan penyerapan pada saat panen raya mendatang. Buwas pun memastikan koordinasi dengan sejumlah pihak terus dilakukan untuk memastikan kelancaran distribusi. 

"Harapannya semua stok cadangan beras pemerintah pada tahun ini bisa terpenuhi dari produksi dalam negeri sendiri," ujar Buwas.

Sebelumnya, United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia pada musim 2022/2023. Adapun estimasi produksi mencapai 34,6 juta MT. Produksi beras Indonesia paling banyak berasal dari Jawa Barat (17%), Jawa Timur (17%), Jawa Tengah (14%), Sulawesi Selatan (6%), dan Sumatra Utara (5%).

Reporter: Nadya Zahira