PT Bakrie & Brothers (BNBR) tengah mencari partner untuk pengembangan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Fasilitas ini disebutkan membutuhkan investasi senilai US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 135,67 triliun.
Mengutip Mining Weekly, Jumat (20/1), pencarian partner untuk pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik ini, sejalan dengan upaya BNBR untuk mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi.
Di sela-sela forum ekonomi dunia di Davos, Chief Executive Officer (CEO) BNBR Anindya Bakrie mengatakan, investasi sebesar US$ 9 miliar untuk fasilitas produksi baterai EV seluas 2.000 hektar (ha) ini, dibutuhkan untuk pembangunan keseluruhan kawasan, mulai dari peleburan nikel hingga pembuatan baterai.
Untuk menyokong rencana pembangunan fasilitas produksi baterai kendaraan listrik ini, BNBR melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas, akan mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Sulawesi Tenggara. Tambang ini, difungsikan untuk memasok kebutuhan nikel.
"Tambang itu akan memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 GWh dalam 25 tahun ke depan," kata CEO VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono, tanpa mengungkapkan perincian lebih lanjut.
Sebelumnya, pada bulan lalu BNBR membentuk konsorsium dengan perusahaan energi asal Cina Envision dan raksasa komoditas global Glencore, untuk menjajaki investasi ke kawasan industri untuk rantai pasokan nikel global.
Konsorsium bernama Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) tersebut, telah menetapkan target untuk memproduksi prekusor berbasis nikel, yang digunakan untuk membuat baterai EV, pada tahun 2026.
Fasilitas produksi yang akan dibangun, akan kapasitas tahunan setara dengan 120 GWh untuk dijual ke pasar Inggris dan Eropa. Ini juga bertujuan untuk menghasilkan baterai EV senilai 20 GWh per tahun pada tahun 2028 untuk pasar domestik dan ekspor.
Konsorsium akan meluncurkan studi pra-kelayakan pada Maret 2023 dan memperkuat investasi masing-masing perusahaan. Dalam proyek ini, Grup Bakrie berharap menjadi pemegang saham pengendali.
Secara terpisah, VTKR Teknologi Mobilitas berencana untuk meluncurkan penawaran umum perdana senilai US$ 60 juta pada paruh pertama 2023 untuk berinvestasi dalam produksi kendaraan listriknya sendiri.