Harga Beras Diprediksi Tetap Tinggi hingga Akhir 2023 Meski Ada Bansos

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Buruh memindahkan karung berisi beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (20/9/2023). Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog dapat mempercepat penyaluran beras untuk menjaga stabilitas harga pangan di daerah.
21/9/2023, 05.40 WIB

Harga beras diprediksi beras tetap tinggi meskipun pemerintah menggelontorkan bantuang pangan tahap II mulai bulan ini. Pasalnya, stok beras yang ada di pemerintah dan masyarakat cukup ketat.

Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia atau Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan bantuan beras dan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog akan menurunkan harga beras. Namun penurunan tersebut tidak akan berdampak signifikan.

"Kalau betul-betul terlaksana sesuai rencana, harga beras akan turun sedikit saja. Sangat sulit harga beras untuk kembali ke harga awal sesuai Harga Pokok Produksi atau Harga Eceran Tertinggi," kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso kepada Katadata.co.id, Rabu (20/9).

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Bulog untuk menggelontorkan 639.000 ton beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat pada September-November 2023. Sumber beras bantuan tersebut adalah cadangan pangan pemerintah yang dikelola Bulog.

Penyebab Harga Beras Tinggi

Sutarto meramalkan harga beras tersebut tidak akan berubah hingga akhir tahun ini. Sebab, posisi stok beras di masyarakat dan pemerintah pas-pasan.

Menurut dia, pasokan beras yang ketat disebabkan oleh menurunnya produksi secara tahun berjalan. Akan tetapi, Mantan Kepala  Bulog ini menekankan sebab penurunan produksi beras nasional bukan karena masalah iklim seperti yang selama ini disebutkan pemerintah.

Sutarto berargumen penurunan produksi beras sepanjang 2023 disebabkan oleh konversi dan degradasi lahan sawah yang serius, minimnya pupuk, dan sulitnya petani mendapatkan benih bersertifikat.

Maka dari itu, Sutarto mendorong pemerintah untuk menggenjot peningkatan dan pengamanan produksi padi untuk meningkatkan ketersediaan beras tahun depan. "Bila diperhitungkan tetap kurang ketersediaan beras di dalam negeri, ya terpaksa impor," kata Sutarto.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah telah melakukan operasi pasar dengan menggelontorkan beras ke ritel dan Pasar Induk Beras Cipinang untuk mendorong stabilisasi harga beras. Dia menargetkan harga beras turun dalam kurun waktu dua tiga pekan depan. 

"Meskipun memang sudah turun sedikit. Kami harapkan turun dan kembali normal karena stoknya ada," kata Jokowi.

Harga Beras Makin Tinggi

Badan Pangan Nasional atau NFA mendata rata-rata nasional harga beras premium naik 4,36% atau Rp 600 per kilogram (Kg) secara bulanan per September 2023 menjadi Rp 14.330 per Kg. Jika dibandingkan dengan September 2022, angka tersebut naik 14,82% dari Rp 12.480 per Kg.

Sementara itu, rata-rata nasional harta beras medium telah naik Rp 620 per Kg dari Rp 12.070 pada Agustus 22023 menjadi Rp 12.690 pada September 2023. Secara tahunan, harga beras medium telah naik Rp 1.740 per Kg.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan impor beras Indonesia mencapai 1,59 juta ton pada periode Januari hingga Agustus 2023. Volume impor beras terbesar berasal dari Thailand sebesar 802 ribu ton atau sekitar 50,36% dari jumlah keseluruhan impor beras.

Negara asal beras impor selanjutnya adalah dari Vietnam sebesar 674 ribu ton atau sekitar 42,33%, India sebesar 66 ribu ton atau sekitar 4,16%, dan Pakistan sebesar 45 ribu ton atau sekitar 2,85%. Indonesia juga mengimpor beras dari negara-negara lain sebanyak 5 ribu ton atau sekitar 0,30%.

Impor didominasi oleh jenis semi-milled atau beras setengah giling dan wholly milled rice atau beras giling utuh dengan pangsa pasar 88,52%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, impor beras tertinggi terjadi pada Juli 2023 sebanyak 0,27 juta ton, sedangkan pada Maret 2023 volume impor beras menjadi yang terendah, yakni 0,06 juta ton.

"Secara bulanan, volume impor beras tergantung dari permintaan. Secara rata-rata, volume impor beras selama Januari - Agustus 2023 sebesar 0,2 juta ton per bulan," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/9).

Meskipun sudah naik signifikan, harga beras di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara lain. Berikut 10 negara dengan harga beras tertinggi, seperti tertera dalam grafik.

Reporter: Andi M. Arief