Ribut Tiktok Shop Ditutup, Penjualan Offline Masih Andalan Brand Besar

ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra/aww.
Ilustrasi. Brand-brand lokal terkemuka masih melihat saluran offline sebagai distribusi utama penjualan.
Penulis: Agustiyanti
6/10/2023, 11.33 WIB

Hasil Riset Katadata Insight Center dan Evermos menunjukkan, saluran penjualan offline masih memiliki kontribusi sangat besar bagi penjualan merek-merek lokal yang sudah diakui secara nasional. 

“Laporan kami menunjukkan pola yang konsisten di antara merek-merek unggulan nasional: semakin besar suatu merek tumbuh, semakin besar pula kontribusi dari saluran offline,” kata Gundy Cahyadi, Direktur Riset Katadata Insight Centre dalam siaran pers, Senin (2/10).

Menurut dia, laporan tersebut menunjukkan bahwa market leader adalah merek yang memiliki akar kuat di saluran offline meskipun saluran online penting untuk pertumbuhan di era digital. Namun demikian, menurut dia, merek-merek terkemuka menyadari pentingnya memiliki strategi connected commerce, yang memudahkan konsumen untuk berpindah antara saluran online dan offline secara terintegrasi.

Oleh karena itu, menurut Gundi, merek-merek yang sedang naik daun tidak boleh mengabaikan manfaat saluran offline terhadap kinerja bisnis, mengingat dinamika pasar di Indonesia. 

Laporan yang berjudul “Beyond the Digital Frontier: Bagaimana Saluran Offline Memacu Kemajuan Merek Lokal” menemukan bahwa saluran offline masih memiliki persepsi yang lebih positif di kalangan konsumen dibandingkan dengan saluran online. 

“Laporan ini menunjukkan bahwa e-commerce masih belum melampaui signifikansi ritel tradisional, terlihat dari hanya satu dari tiga masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan e-commerce,” kata Ghufron Mustaqim, Co-Founder dan CEO Evermos.

Ghufron menjelaskan, laporan hasil kerja sama Evermos dan Katadata Insight Center ini dibuat untuk mengidentifikasi strategi merek-merek lokal yang berhasil berkembang menjadi merek nasional. Ia berharap temuan yang diperoleh dapat membantu merek-merek yang sedang naik daun mencapai kesuksesan di tengah pasar dengan persaingan yang semakin jenuh.

Meskipun dibantu pertumbuhan e-commerce yang pesat, UMKM masih menghadapi banyak tantangan dalam perkembangan bisnisnya. Banyak bisnis yang kesulitan bersaing dengan pemain besar karena faktor-faktor seperti terbatasnya inovasi, terbatasnya akses pasar, dan kesulitan dalam meningkatkan skala usaha.

Walaupun UMKM telah menerapkan upaya transformasi digital dan saluran distribusi online, kesulitan yang mereka hadapi saat berekspansi ke kota-kota kecil di Indonesia—yang merupakan rumah bagi sekitar 87% penduduk Indonesia—masih belum terselesaikan. 

Adapun laporan ini juga berfungsi sebagai panduan bagi bisnis lokal untuk memahami metode yang telah terbukti dapat diterapkan sepanjang proses pertumbuhan mereka, dengan mengidentifikasi merek-merek lokal yang telah berhasil berkembang menjadi merek nasional dan menganalisis persamaan dan perbedaan dari merek-merek baru dan merek nasional. Studi ini menghasilkan lima kesimpulan utama:

  1. E-commerce berdampak besar dan menjadi fokus perhatian dalam dekade terakhir, tetapi masih merupakan bagian kecil dari perekonomian Indonesia. Dua dari tiga masyarakat Indonesia bukan pengguna aktif e-commerce.
  2. Konsumen pada umumnya lebih menyukai saluran offline dibandingkan saluran online. Meskipun saluran online menawarkan pilihan harga yang lebih baik, masih rendahnya faktor kepercayaan membuat non-pengguna tidak tertarik berbelanja online. Di antara non-pengguna e-commerce, 85% enggan berbelanja online karena kekhawatiran terhadap kualitas produk yang dijual online, 79% khawatir barang tidak sampai dalam kondisi baik, dan 79% khawatir akan penipuan dalam transaksi online.
  3. Merek-merek penguasa pasar, terutama yang memiliki penjualan tahunan melebihi Rp 500 miliar, telah membangun kehadiran yang kuat di saluran offline dan secara konsisten mengungguli rekan-rekan online mereka. Meskipun semua merek tersebut sepakat bahwa strategi multichannel sangat penting untuk brand awareness dan memandang saluran online dan offline sama pentingnya, mereka tetap mempertahankan kehadiran offline yang kuat untuk memenuhi permintaan nasional, terutama di kota-kota tier rendah.
  4.  Saluran offline tidak hanya berfungsi sebagai saluran distribusi. Saluran offline juga terbukti meningkatkan brand awareness dan loyalitas konsumen. Kesepuluh merek nasional yang diwawancarai sepakat bahwa saluran offline lebih efektif dalam menciptakan brand awareness. 
  5. Inovasi sangat penting untuk mempertahankan unique selling point suatu merek dan menciptakan dampak jangka panjang di benak konsumen, baik dari segi inovasi produk maupun strategi pemasaran. Meskipun 10 merek nasional yang diwawancarai sepakat bahwa inovasi adalah prioritas utama, hanya 16% dari merek-merek baru yang disurvei mengindikasikan inovasi sebagai pendekatan pertumbuhan yang disukai.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menekankan, UMKM Indonesia telah lama menjadi tulang punggung perekonomian kita. UMKM berkontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja, dan merupakan prioritas utama kita untuk mewujudkan potensi UMKM secara maksimal dan memastikan keberlanjutannya

“Pemerintah sangat menekankan inisiatif untuk mengangkat UMKM dengan menawarkan mereka sumber daya dan peluang untuk berkembang. Perjalanan dari usaha kecil menuju merek nasional yang berkembang memiliki banyak aspek, dan laporan ini merupakan langkah yang baik untuk memicu diskusi dan pertukaran ide yang diperlukan agar UMKM dapat berkembang,” ujar Teten.