Setelah lolos uji statis, sustainable aviation fuel (SAF) lolos uji ground test dan uji terbang pertamanya. Hal ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2023 pada pesawat komersil Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX milik maskapai Garuda Indonesia.
Mempersiapkan diri sebagai penyuplai SAF, Pertamina Patra Niaga juga turut andil dalam keberhasilan uji ground test dan uji terbang yang dilakukan bersama sejumlah pemangku kepentingan. Tak hanya Ditjen EBTKE Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan, tetapi juga ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN, Garuda Indonesia dan Garuda Facility Maintenance.
Ada pula sinergi Pertamina Group, yakni Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan menyuplai 11.203 Liter SAF dalam uji tersebut.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan, pihaknya bertanggung jawab mempersiapkan sarfas dan kompetensi tim dalam menyalurkan SAF.
"Pertamina Patra Niaga kini sudah menerima stok SAF di Soekarno Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation, dan menjaga agar kualitas SAF tersebut selalu on spec untuk digunakan dalam seluruh rangkaian tes,” kata Riva dikutip dari siaran pers, Rabu (11/10).
Tim Peneliti PT LAPI ITB menyatakan, dari hasil uji ground test dan uji terbang SAF yang dilakukan, hasilnya positif. Dengan kata lain, respon pesawat baik dan tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara bahan bakar aviasi Jet-A1.
“Sejak uji statis, lalu saat ini uji ground test dan uji terbang, hasil uji SAF yang disuplai dari stok Pertamina Patra Niaga menunjukkan hasil yang positif,” tuturnya.
Pihaknya berharap, kemudian itu bisa dilanjutkan pengembangannya untuk digunakan dalam penerbangan komersil. Kelak, SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi Indonesia.
SAF merupakan bahan bakar dengan bauran energi terbarukan sehingga lebih rendah emisi dan ramah terhadap lingkungan. Pertamina Patra Niaga juga terus mempersiapkan diri agar penyaluran SAF bisa berjalan dengan baik, mengingat penggunaan SAF sudah masuk ke dalam agenda transisi energi global, bahkan telah digunakan di beberapa bandara.
“Kesiapan menyalurkan SAF akan menjadi langkah Pertamina grup menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target Net Zero Emission 2060,” tutur Riva.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengutarakan, sebagai perusahaan energi pihaknya terus berupaya mengembangkan bahan bakar hijau. Salah satunya dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi Indonesia.
Dia menjelaskan, produk SAF merupakan hasil inovasi lintas fungsi dan subholding Pertamina. Ini merupakan bukti berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan renewable fuel, khususnya bahan bakar pesawat terbang.
“Harapannya SAF bisa dapat segera dipasarkan penerbangan komersial sebagai tonggak utama pengembangan green energy di Indonesia dan berkontribusi pada program dekarbonisasi,” ucap Nicke.