Harga pangan terus meningkat mendekati akhir tahun 2023. Harga cabai rawit merah yang menembus Rp 120 ribu per kg di Pasar Johor, Senen bahkan membuat Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Tak hanya harga cabai, pangan lainnya seperti beras, bawang, daging ayam, telur, ayam terus meningkat.
Berdasarkan data panel harga pangan, Badan Pangan Nasional atau Bapanas per 5 Desember 2023, harga cabai rawit merah naik Rp 1.550 dibandingkan kemarin menjadi Rp 86.490 per kg. Harga cabai merah kriting juga masih naik Rp 160 menjadi Rp 70.150 per kg.
Kenaikan harga juga masih terjadi pada bawang merah Rp 100 menjadi Rp 30.070 dan daging sapi Rp 590 menjadi Rp 134.780 per kg. Di sisi lain, harga beras, telur ayam, dan daging ayam turun sedikit, setelah sempat menanjak kemarin.
Zulkifli Hasan dalam kunjungan ke beberapa pasar tradisional untuk mengecek harga pangan menekankan bahwa pemerintah akan berupaya menjaba stabilitas harga bahan pokok menjelang akhir tahun. Salah satunya dengan mendorong pemerintah daerah menyubsidi ongkos kirim bahan pangan.
"Menjelang periode Natal dan Tahun Baru mengenai bahan pokok yang terpenting adalah pasokan tersedia dan banyak jadi konsumsi terjaga," ujar Zulkifli Hasan di Bandarlampung, Selasa (5/12).
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut, terdapat banyak tantangan yang menyebabkan kenaikan harga pangan. Selain akibat dampak El Nino yang berpengaruh pada hasil produksi, sejumlah negara juga membatasi ekspor pangan.
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal menjelaskan, harga pangan memang selalu naik menjelang akhir tahun secara siklus. Ini karena akhir tahun adalah waktu di antara kedua panen yakni panen kecil yang biasanya terjadi pada September dan panen raya yang biasanya dimulai pada Februari.
"Biasanya memang pada Oktober dan November, produksi pangan tidak sebanyak sebelumnya sehingga stok atau cadangan juga tidak sebanyak bulan sebelumnya. Nanti baru stok tersedia lagi saat panen raya dimulai," kata dia.
Selain itu, menurut dia, permintaan pada akhir tahun secara siklus juga relatif lebih tinggi karena terdapat momentum Natal dan Tahun Baru. "Ini juga menambah daya dorong harga pangan," kata dia.
Di sisi lain, menurut Faisal, ada faktor tambahan yang juga menyebabkan harga pangan semakin mahal, yakni musim kemarau panjang. Hal ini menyebabkan produksi pangan pada panen sebelumnya tak maksimal dan stok pangan lebih sedikit untuk mengantisipasi permintaan akhir tahun.
"Ini adalah faktor yang musiman ini sebenarnya harus sudah bisa diantisipasi. El Nino sebenarnya juga sudah diketahui jauh hari, pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi," kata dia.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga menilai kenaikan harga pangan saat ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, terbatasnya pasokan pangan akibat belum memasuki panen raya. Kedua, siklus akhir tahun yakni lonjakan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru
"Seharusnya bisa dimitigasi dengann mempersiapkan suplai yang cukup. Namun, fenomena el nino membuat suplai menjadi lebih sulit," kata dia.
Menurut dia, pemerintah harus mencari langkah-langkah yang efektif untuk meningkatkan suplai, termasuk membuka keran impor. "Tetapi dalam jangka panjang, harus ada upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri," kata dia.