Harga Pangan Naik, Pedagang Pasar: Karena Produksi Minim, Bukan Nataru

ANTARA FOTO/Reno Esnir/YU
Pedagang memilah cabai rawit di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Harga cabai rawit di pasar tersebut mengalami kenaikan dari Rp95.000-an per kilogram menjadi sekitar Rp100.000 per kilogram karena pasokan yang menurun akibat cuaca buruk di sejumlah daerah penghasil cabai.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
7/12/2023, 17.36 WIB

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, secara siklus, harga pangan selalu naik menjelang akhir tahun. Penyebabnya, karena momen ini berada di antara periode dua panen.

Keduanya adalah panen kecil pada September dan panen raya yang biasanya dimulai pada Februari. "Stok tersedia lagi saat panen raya dimulai," kata dia.  

Selain itu, permintaan pada akhir tahun secara siklus juga relatif lebih tinggi karena terdapat momentum Nataru. "Ini juga menambah daya dorong harga pangan," kata dia.

Di sisi lain, Faisal mencatat ada faktor tambahan yang juga menyebabkan harga pangan semakin mahal pada tahun ini, yakni musim kemarau panjang. Hal tersebut menyebabkan produksi pangan pada panen sebelumnya tak maksimal dan stok pangan lebih sedikit untuk mengantisipasi permintaan akhir tahun.  

"Ini adalah faktor yang musiman dan sebenarnya harus sudah bisa diantisipasi. El Nino sebenarnya juga sudah diketahui jauh hari, pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi," kata dia.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief