Badan Pangan Nasional atau Bapanas menyatakan Indonesia akan mengalami defisit produksi beras sebesar 4 juta ton hingga Maret 2024. Kondisi tersebut menyebabkan harga beras semakin tinggi.
Bapanas mendata rata-rata nasional harga beras premium telah naik Rp 420 per kg selama 32 hari terakhir menjadi Rp 15.360 per kg hari ini, Kamis (1/2). Sementara itu, harga beras medium naik Rp 360 per kg menjadi Rp 13.480 per kg.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan harga beras di tingkat konsumen akan mencapai Rp 14.000 sampai Rp 16.000 per kg jika harga gabah di tingkat petani dilego Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kg.
Menurut Arief, menipisnya pasokan beras tersebut terjadi karena sebelumnya ada penundaan masa tanam yang disebabkan el nino. Kondisi tersebut menyebabkan masa panen menjadi mundur.
Namun demikian, dia mengatakan, Bapanas telah mempersiapkan strategi dalam menghadapi defisit tersebut dengan menyiapkan Cadangan Pangan Pemerintah sejak tahun lalu. Oleh karena itu, Arief optimistis dapat menjaga harga beras di pasar mulai bulan ini.
"Kami harus optimistis jaga harga beras di pasar pada Februari-Maret 2024. Oleh karena itu, kami hitung benar-benar data beras, sambil terus menjaga harga di tingkat petani," kata Arief kepada Katadata.co.id, Kamis (1/2).
Tingkatkan Pasokan ke Pasar Induk
Arief mengatakan, salah satu strategi untuk menjaga harga beras di tingkat konsumen adalah menambah pasokan beras di pasar induk. Bapanas mulai meningkatkan pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang mulai pekan ini.
Berdasarkan data Perum Bulog, jumlah beras yang telah dipasok ke PIBC mencapai 45.235 ton hingga akhir Januari 2024. Secara rinci, Bulog memasok beras sejumlah 1.820 ton ke PT Food Station Tjipinang Jaya atau FSTJ dan 43.415 ton ke 46.595 pedagang beras di PIBC.
Pengiriman beras Bulog ke PIBC melebihi 3.600 ton per hari sejak awal pekan ini. Pengiriman terbanyak terjadi pada 30 Januari 2024 yang mencapai 3.750 ton.
"Badan Pangan sudah menugaskan Bulog untuk menyiapkan 50.000 ton beras komersial ke FSTJ sampai Maret 2024. Stok PIBC saat ini di atas 30.000 ton dan akan tetap kami tambah," ujarnya.
Walau demikian, Arief menekankan strategi yang paling jitu untuk menjaga harga beras di tingkat konsumen adalah meningkatkan produksi lokal.
Untuk diketahui, Bapanas memproyeksikan defisit produksi beras pada kuartal pertama mencapai 4 juta ton. Secara rinci, defisit produksi pada Januari 2024 dan Maret masing-masing sejumlah 1,2 juta ton, sedangkan Februari 2024 hingga 1,6 juta ton.
Walau demikian, Bapanas mendata stok beras nasional pada awal 2024 mencapai 7,4 juta ton. Angka tersebut naik 3,4 juta ton dari stok beras awal 2023 sejumlah 4,6 juta ton.