Indofood hingga Wilmar Terancam Kehabisan Bahan Baku Terigu

Antara Foto/FB Anggoro
Seorang pekerja sedang mengangkut karung berisi tepung terigu di sebuah gudang di Pekanbaru, Riau. Permendag 36 tahun 2023 dianggap menyulitkan impor bahan baku terigu.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
17/4/2024, 11.01 WIB

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia atau Aptindo memperingatkan, sebagian produksi tepung terigu di dalam negeri terancam terhenti pada akhir paruh pertama 2024. Para pengusaha tepung terigu tersebut menyalahkan implementasi Peraturan Menteri Perdagangan No. 36 Tahun 2023 yang membuat mereka terancam kehabisan bahan baku.

Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh sulitnya importasi Premiks Fortikan akibat pemberlakuan Permendag No. 36 Tahun 2023. Untuk diketahui, Premiks Fortikan adalah bahan yang memberikan zat gizi mikro pada tepung terigu.

"Jika belum ada solusi pengadaan Premiks Fortifikan sampai dengan bulan April ini, hampir bisa dipastikan pasokan tepung terigu nasional akan berkurang lebih dari 50%," kata Franciscus dalam keterangan resmi, Rabu (17/4).

Franciscus menjelaskan, pemerintah telah mewajibkan tepung terigu di dalam negeri memiliki zat gizi mikro sejak 2000. Menurutnya, hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan memasukkan Premiks Fortikan yang saat ini masih 100% bergantung pada impor.

Ia mencatat kebutuhan Premiks Fortikan mencapai 1.800 ton per tahun. Angka tersebut telah disesuaikan dengan volume produksi tepung terigu nasional yang mencapai 6,8 juta ton per tahun.

Franciscus mendata, lima dari tujuh produsen tepung terigu nasional akan kehabisan Premiks Fortikan pada Mei 2024. Kelima produsen tersebut adalah PT  Sriboga Flour Mills, Cerestar Group, Wilmar Group, PT Eastern Pearl Flour Mills, dan PT Golden Gran Mills.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief