Riset yang digelar Populix menunjukkan, masyarakat Indonesia masih gemar berbelanja offline meski penjualan online meningkat pesat sejak Pandemi Covid-19. Penjualan offline tercatat meningkat dua kali lipat setelah status pandemi dicabut.
Head of Research Populix Indah Tanip menjelaskan, pandemi memang memicu lonjakan belanja online. Meski demikian, menurut dia, riset yang mereka lakukan menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan terus bertumbuh setelah pandemi.
"54% responden yang aktif berbelanja online dan offline memiliki belanja online selama pandemi berlangsung. Namun setelah pandemi berakhir, 49% masih melakukan belanja online," ujar Indah, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (20/4).
Ia mengatakan,persentase aktivitas belanja online memang mengalami sedikit penurunan setelah pandemi. Sementara itu, konsumen yang memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir melonjak 2 kali lipat.
"Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja offline," kata dia.
Faktor Utama Konsumen Pilih Belanja Online dan Offline
Menurut Indah, hasil riset menunjukkan bahwa 46% produk fesyen dan kecantikan dibeli secara online, sedangkan hanya 34% kebutuhan sehari-hari yang dibeli secara online.
Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline:
Online: Praktis dan Mudah Membandingkan Harga
Indah menjelaskan, 67% konsumen memilih untuk berbelanja online karena praktis, sedangkan 66% memilih belanja online karena mudah membandingkan harga. Selain itu, 60% konsumen belanja online karena pilihan metode pembayaran yang beragam. Sebanyak 25% juga memilih berbelanja onlone karena proses pengembalian barang yang mudah.Offline: Tangibility dan Tidak Ada Biaya Pengiriman
Riset menunjukkan, konsumen memilih tangibility atau kesempatan untuk memegang/merasakan produk secara langsung, tidak ada biaya pengiriman (66%), diikuti oleh jarak toko yang dekat (62%) adalah tiga faktor utama yang membuat konsumen lebih memilih berbelanja secara offline.