Bos IBC: RI Berpeluang Ekspor Baterai EV ke AS Jika Trump Menang Pilpres

BBC
Donald Trump, calon presiden AS dari partai Republik.
Penulis: Djati Waluyo
30/7/2024, 08.14 WIB

Indonesia dinilai akan menghadapi tantangan dalam mengembangkan industri baterai di pasar global. Salah satunya adalah kondisi geopolitik yang terjadi di Amerika Serikat jelang pemilihan presiden (Pilpres).

Menurut Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Pranoto, hambatan yang akan dihadapi oleh industri baterai Indonesia untuk masuk ke pasar Amerika adalah dengan diberlakukannya kebijakan Inflation Reduction Act (IRA).

IRA merupakan insentif yang diberikan Presiden AS Joe Biden sebesar US$ 7.500 untuk produsen dengan bahan baku baterai dari AS, yang saat ini juga menjegal produk hilirisasi mineral asal Cina dan Indonesia karena tidak memiliki Free Trade Agreement (FTA).

"Geopolitik AS-Cina akan menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan. Saat ini AS memberlakukan pembatasan IRA di mana mereka harus memperoleh bahan baterai dari AS. Jadi ada insentif US$ 7.500 untuk itu," ujar Toto dalam acara “International Battery Summit”, Senin (29/7).

Meski begitu, Toto melihat dengan dinamika geopolitik AS saat ini, Indonesia berpeluang untuk melakukan ekspor bahan baku baterai EV ke AS bila kandidat dari partai Republik Donald Trump memenangi pilpres.

Menurutnya, jika Trump memenangkan Pilpres mendatang, maka Indonesia tidak lagi menjadi subjek terhadap Inflation Reduction Act (IRA), yang selama ini menghambat Indonesia.

"Jadi kita bisa mengekspor bahan baterai ke AS. Saya pikir jika Anda membaca berita, hal pertama yang akan dilakukan Trump adalah menghapus insentif untuk EV," ujarnya.

Reporter: Djati Waluyo