Presiden Joko Widodo merancang target pembangunan Indonesia hingga 2029 yakni transformasi ekonomi menuju pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Ia pun menyiapkan tujuh strategi pembangunan jangka menengah yang dapat diterapkan pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
- Mewujudkan sumber daya manusia unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing. Menurutnya, hal tersebut dapat dicapai dengan pendidikan bermutu, makan bergizi gratis, dan renovasi sekolah.
"Langkah tersebut juga harus dibarengi dengan kesehatan berkualitas dan perlindungan sosial," kata Jokowi di Gedung DPR, Jumat (16/8). - Penguatan hilirisasi dan transformasi hijau.
Jokowi menyampaikan strategi tersebut penting untuk menggenjot aktivitas ekonomi bernilai tinggi, rendah emisi, dan berorientasi ekspor. - Meningkatkan inklusivitas dan berkeadilan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan peningkatan inklusivitas dapat memeratakan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat. - Melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung transformasi ekonomi.
Kepala Negara menekankan pembangunan infrastruktur pemerintahan selanjutnya harus fokus pada sektor pendidikan, pangan, energi, dan konektivitas. - Pemantapan implementasi reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi.
- Peningkatan ekonomi kreatif dan kewirausahaan.
"Peningkatan ekonomi kreatif dapat dilakukan melalui pemberdayaan dan peningkatan akses permodalan bagi UMKM," katanya. - Penguatan pertahanan, keamanan, dan kemandirian pangan dan energi.
- penguatan nasionalisme, demokrasi, dan penghormatan dan penegakan hak asasi manusia.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah UKM Yulius sebelumnya menargetkan skema penilaian kredit inovatif untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diimplementasikan tahun depan. Skema tersebut dapat meningkatkan penyaluran kredit UMKM dan mempertahankan rasio kredit bermasalah atau NPL.
Yulius mengatakan telah menguji skema penilaian kredit inovatif atau ICS. Hasilnya, nilai kredit UMKM naik 5% dibandingkan skema normal. Selain itu, rasio kredit bermasalah stabil di sekitar 5,5%.
"Penelitian penggunaan ICS masih berproses. Mudah-mudahan dalam tahun depan selesai dan dapat digunakan," kata Yulius di kantornya, Senin (12/8).