Tujuh Pabrik Tekstil Tutup di Jawa Tengah dalam 8 Bulan, 11.000 Pekerja di-PHK

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Karyawan pabrik tekstil PT Tyfountex yang terkena PHK mendatangi kantor Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja untuk melakukan mediasi di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (11/11/2019).
Penulis: Andi M. Arief
3/10/2024, 06.30 WIB

Konfederasi Serikat Pekerja Nasional atau KSPN mendata ada tujuh pabrik Tekstil dan Produk Tekstil alias TPT di Jawa Tengah yang tutup selama Januari - Agustus. Lebih dari 11.340 tenaga kerja di sektor ini terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK per 9 September.

Presiden KSPN Ristadi menyampaikan seluruh pabrik tekstil dan produk tekstil yang tutup berada di Jawa Tengah. PHK terakhir dilakukan oleh PT Sinar Panca Jaya kepada lebih dari 340 orang sebelum akhirnya tutup pada Agustus.

"Total pekerja korban PHK akibat penutupan PT Sinar Panca Jaya sekitar 3.000 orang yang dilakukan secara bertahap," kata Ristadi kepada Katadata.co.id, Kamis (3/10).

Ristadi menghitung total tenaga kerja industri tekstil dan produk tekstil yang terkena PHK hingga 9 September mencapai 15.114 orang. Sebanyak 75% korban PHK industri TPT disebabkan oleh penutupan pabrik.

Sebanyak 25% atau 3.774 tenaga kerja di industri tekstil dan produk tekstil menjadi korban PHK dengan alasan efisiensi. Ristadi mencatat langkah ini dilakukan oleh delapan pabrik. Sebanyak enam di antaranya berada di Jawa Tengah dan dua di Bandung, Jawa Barat.

Efisiensi terbanyak dilakukan oleh PT Daliatex di Bandung yakni lebih dari 500 orang. Semntara itu, PT Agung Kuncoro Textile tercatat melakukan efisiensi paling rendah atau 50 orang.

Berikut daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK selama Januari – Agustus, karena tutup:

  1. PT S Dupantex, Jawa Tengah: PHK sekitar 700
  2. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK sekitar 700
  3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK sekitar 500
  4. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK sekitar 400
  5. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK sekitar 700
  6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK sekitar 8.000
  7. PT Sinar Panca Jaya, Semarang, Jawa Tengah: PHK 340

Daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK selama Januari – Agustus, karena efisiensi:

  1. PT Bitratex, Semarang: PHK sekitar 400
  2. PT Johartex, Magelang: PHK sekitar 300
  3. PT Pulomas, Bandung: PHK 214 orang
  4. PT Daliatex, Bandung: PHK sekitar 500
  5. PT Delta Merlin 1, Karanganyar: PHK sekitar 200
  6. PT Delta Merlin 2, Karanganyar: PHK sekitar 100
  7. PT Agung Tex, Karanganyar: PHK sekitar 50
  8. PT Samwon, Kota Semarang: PHK 350 orang

Sebelumnya, Ristadi memproyeksikan total PHK di industri TPT secara nasional lebih dari 50 ribu orang. Alasannya, sebagian pabrik tekstil dan produk tekstil tidak melaporkan PHK ke pemerintah, jika tidak ada sengketa antara manajemen dan buruh.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat hampir 53 ribu orang terkena PHK di seluruh bidang usaha. PHK paling banyak terjadi di Jawa Tengah yakni 14.767 orang, disusul Banten 9.114 orang dan DKI Jakarta 7.469 orang.

Sebanyak 45,31% atau 24.013 tenaga kerja yang di-PHK berasal dari industri pengolahan.

Ristadi menilai kemudahan impor sejak 2000-an menjadi penyebab melonjaknya PHK. Keputusan PHK diambil lantaran pabrik terpaksa menghentikan produksi setelah pasar domestik dipenuhi barang impor.

Menurut dia, kondisi tersebut disebabkan oleh harga produk industri pengolahan lokal yang tidak kompetitif dengan barang impor di pasar domestik. Kondisi ini diperburuk dengan karakter konsumen nasional yang sensitif dengan harga.

Ristadi mencatat, ada tujuh subsektor manufaktur yang paling terkena dampak dari maraknya barang impor di pasar lokal, yakni tekstil, keramik, alas kaki, pakaian jadi, kosmetika, elektronika, dan pakaian jadi lainnya.

Pemerintah pun meluncurkan Satuan Tugas Pengawasan Barang Tertentu atau Impor Ilegal. "Sektor-sektor tersebut diawasi karena pemerintah tahu produk-produk lokal kalah bersaing secara harga ketimbang produk Cina," katanya.

Reporter: Andi M. Arief