Mentan Amran Targetkan Petani Panen Padi Tiga Kali dalam Setahun

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/agr
Petani berjalan di area persawahan Desa Kwadungan, Kediri Jawa Timur, Kamis (7/11/2024). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) luas panen padi Jawa Timur diperkirakan sebesar 1,62 juta hektare dengan produksi padi sekitar 9,2 juta ton gabah kering giling (GKG).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
15/11/2024, 15.48 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan Indeks Pertanaman atau IP padi naik menjadi 3,0 per tahun atau petani dapat melaksanakan panen tiga kali dalam setahun. Amran pun telah  meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk dapat memastikan ketersediaan air agar target tersebut tercapai.

Kementerian Pertanian mencatat, rata-rata IP padi secara nasional kurang dari dua kali setahun. Amran menyampaikan, strategi yang digunakan untuk mendorong panen lebih sering adalah akses penyediaan air ke sawah-sawah oleh Kementerian PU.

"Kami akan menyiapkan sarana produksi dan budidaya. Jadi, jika ada air, pertanaman, dan beras, pasti ada kehidupan," kata Amran dalam keterangan resmi, Jumat (15/11).

Amran mengaku peningkatan akses penyediaan air akan dibarengi dengan ekstensifikasi luas sawah seluas 1,3 juta hektare. Badan Pertanahan Nasional memutuskan luas baku sawah pada tahun ini adalah 7,38 juta hektare.

Dengan demikian, Amran menargetkan luas baku sawah pada tahun depan mencapai 8,68 juta hektare. Amran berencana melakukan ekstensifikasi sawah dengan mengoptimalisasikan lahan rawa di Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa.

Badan Pangan Nasional memproyeksikan total luas panen padi pada tahun ini berkurang 1,62% secara tahunan atau 166.000 hektare sepanjang tahun ini menjadi 10,04 juta hektare. Peningkatan IP menjadi 3.0 membuat luas panen tersebut ditargetkan bertambah hingga sekitar 20 juta hektare pada tahun depan.

"Kami akan melakukan normalisasi irigasi di lahan rawa minimal 1 juta hektare. Ini kami kerjakan bersama kementerian dan lembaga lain. Kami bertanggung jawab pada sarana produksi, padi, alat mesin pertanian, sedangkan yang lain menyesuaikan," ujarnya

Sebelumnya, Amran mengakui neraca produksi beras sepanjang tahun ini akan defisit hingga 1,4 juta ton. Menurutnya, produksi beras baru mulai pulih usai dihantam El Nino pada tahun lalu.

PS memprediksi volume produksi beras per Desember 2024 naik 50.000 ton menjadi 1,19 juta ton. Namun, konsumsi beras nasional diperkirakan naik 30.000 ton mencapai 2,59 juta ton.

"Masa perbaikan baru berjalan. Produksi beras tidak bisa tiba-tiba surplus, harus ada tahapan bagaimana neraca produksi beras hasilnya diperbaiki," kata Amran di kantornya, Senin (28/10).

Berdasarkan data BPS, volume produksi beras secara agregat pada 2024 turun 2,44% secara tahunan menjadi 30,34 juta ton. Pada saat yang sama, volume konsumsi naik 1,01% secara tahunan menjadi 30,92 juta ton.

Neraca produksi beras sepanjang tahun ini diperkirakan bakal minus hingga 590.000 ton. Angka tersebut lebih rendah 222,92% dari realisasi neraca produksi pada 2023 sebanyak 480.000 ton.

Reporter: Andi M. Arief