Kementerian Investasi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi baru dapat mencapai 8% pada 2027. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 6,8% pada tahun depan dan menembus 7% pada 2026.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kemenves Edy Junaedi memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus 8% saat target investasi mencapai Rp 2.684 triliun. Pemerintah menargetkan realisasi investasi tahun ini senilai Rp 1.650 triliun pada tahun ini dan mencapai Rp 1.906 triliun pada tahun depan.
"Proyeksi ini berdasarkan simulasi yang kami buat bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Pertumbuhan ekonomi mencapai 8% akan bertahap dan baru bisa dicapai pada 2027," kata Edy dalam dialog Executive Meeting di Jakarta, Senin (18/11).
Edy memaparkan, pertumbuhan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat terjadi jika rata-rata serapan investasi tumbuh 17,43% pada 2025-2027. Menurutnya, mayoritas investasi akan berasal dari luar negeri atau lebih dari 50% pada periode yang sama.
Total investasi pada 2025-2029 secara agregat ditargetkan mencapai Rp 13.528 triliun. Dana segar tersebut diproyeksi menyerap tenaga kerja hingga 3,4 juta jiwa atau hanya 680.000 per tahun.
Jumlah tenaga kerja tersebut sejalan dengan peta jalan hilirisasi 28 komoditas hingga 2040. Sebab, 60% komoditas yang masuk dalam peta jalan tersebut tergabung dalam industri pertambangan yang notabenenya padat karya.
"Hilirisasi dalam sektor mineral dan batu bara hampir 60% dari total komoditas di peta jalan. Oleh karena itu, potensi investasi dalam sektor minerba hingga 2040 mencapai US$ 816 miliar," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% pada 2029 bukan merupakan hal yang mustahil, karena Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto juga sudah mematok target tersebut dan diperkirakan akan dicapai secara bertahap hingga 2029. "Ini bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3% pada 1986-1997, bahkan 8,2% di 1995," kata Airlangga saat menghadiri acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Jakarta, Rabu (30/10).
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2%-8% dalam lima tahun ke depan, menurut Airlangga, dapat belajar dari kebijakan yang diambil pada era tersebut. Meski begitu, pemerintah juga akan menyesuaikan terhadap kondisi saat ini.
Pemerintah juga akan meningkatkan kinerja sumber pertumbuhan utama. Kemudian mendorong diversifikasi sumber pertumbuhan, adaptasi teknologi, dan inovasi.
"Ini semua diperlukan agar perekonomian Indonesia yang kini berada di level menengah atas dapat terus maju menuju kelompok pendapatan tinggi," ujar Airlangga.